PETA KEDUDUKAN MODUL
MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN LISTRIK
GLOSARY
Multimeter : Alat ukur listrik mengukur tahanan,
tegangan dan arus
Ohmmeter : Pengukur tahanan
Voltmeter : Pengukur tegangan
Ampermeter : Pengukur arus
Resistor : Tahanan/hambatan
Transistor :
Komponen perancangan IC
Dioda :
Komponen penyearah arus
AC :
Alternating current (arus bolak-balik)
DC :
Direct current (arus searah)
Probe :
Kabel penghubung (hitam dan merah)
Hfe :
Nilai yang menunjukkan besarnya nilai penguatan transistor
Termokopel :
Alat ukur yang dapat mengkonversikan arus dan tegangan bolak-
balik menjadi arus dan tegangan searah
Osiloskop :
Alat ukur yang memetakan sinyal
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Pendahuluan
Pada bagian ini anda akan menemukan informasi
tentang ruang lingkup isi modul, prasyarat mempelajari modul ini serta hasil
belajar yang akan dicapai setelah mempelajari modul ini.
Belajar
Pada bagian ini anda akan mempelajari
materi-materi pelajaran.
Latihan
Pada bagian ini anda akan mengerjakan soal-soal
atau melaksanakan tugas untuk mengukur kemampuan anda terhadap topik pelajaran
yang telah dipelajari.
Persiapan Praktek
Pada bagian ini anda melaksanakan tugas sebelum
pelaksanaan praktek.
Praktek
Pada bagian ini anda akan melaksanakan praktek.
Evaluasi
Pada bagian ini anda mengevaluasi diri, apakah
anda telah menguasai tentang isi pembelajaran.
Kunci Latihan
Pada bagian ini anda akan menemukan kunci jawaban
latihan yang telah anda kerjakan.
Kunci Evaluasi
Pada bagian ini anda akan menemukan
kunci jawaban dari evaluasi yang telah anda kerjakan.
MODUL
MENGGUNAKAN
HASIL PENGUKURAN LISTRIK
Informasi Yang Dapat Memotivasi
Siswa
Alat ukur listrik merupakan salah
satu alat yang sangat dibutuhkan dan banyak digunakan dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dewasa ini, salah satunya sebagai alat penerapan contoh pada pusat pembangkit tenaga listrik, bengkel–bengkel,
industri, turbin air, pusat-pusat
gardu listrik, pusat distribusi listrik dan pusat sentral telepon. Untuk itu sebagai seorang
akademis dibidang listrik maka mutlak dan harus menguasai penggunaan alat
ukur listrik.
Deskripsi Judul Modul
Menggunakan Hasil Pengukuran Listrik
merupakan modul pembelajaran dan praktikum yang berisi penjelasan tentang
alat ukur listrik dan penggunaan, serta prakteknya.
Modul ini terdiri dari 2 (dua) kegiatan
belajar, yakni teori dan praktikum. Pembelajaran teori mencakup penjelasan tentang multimeter;
karakteristik multimeter; multimeter sebagai ohmmeter, voltmeter, dan
ampermeter; memahami osiloskop; memahami alat ukur sistem tenaga listrik; serta
merawat dan memperbaiki alat ukur listrik. Dan praktikum mencakup tentang
praktek pengukuran listrik.
Dengan menguasai modul ini diharapkan peserta didik mampu melakukan pengukuran besaran–besaran listrik dengan baik.
Prasyarat
Untuk melaksanakan modul Menggunakan Hasil Pengukuran Listrik ini memerlukan kemampuan awal yang
harus dimiliki peserta diklat, yaitu:
1. Peserta didik telah dapat
memahami pengertian dasar mengenai alat ukur listrik dan
elektronika
2. Peserta didik telah memahami dan
dapat menerapkan simbol-simbol teknik listrik
3. Peserta didik mengetahui tentang komponen-komponen elektronika
4. Pesarta didik memahami tentang
keselamatan kerja
Tujuan Akhir Pembelajaran
1. Peserta didik memiliki kemampuan
untuk mengukur besaran–besaran listrik
2. Peserta didik dapat menguji
komponen–komponen aktif dan pasif
3. Peserta
didik dapat melakukan perawatan dan perbaikan alat ukur listrik dan elektronika
PETA KEDUDUKAN MODUL
GLOSARY
Multimeter : Alat ukur listrik mengukur tahanan,
tegangan dan arus
Ohmmeter : Pengukur tahanan
Voltmeter : Pengukur tegangan
Ampermeter : Pengukur arus
Resistor : Tahanan/hambatan
Transistor :
Komponen perancangan IC
Dioda :
Komponen penyearah arus
Probe :
Kabel penghubung (hitam dan merah)
Hfe :
Nilai yang menunjukkan besarnya nilai penguatan transistor
KEGIATAN I
|
MULTIMETER DAN BAGIAN-BAGIANNYA,
SPESIFIKASI TEKNIS MULTIMETER, DAN METODE PEMAKAIAN MULTIMETER
|
Tujuan
Kegiatan Pembelajaran
Setelah berakhirnya materi ini peserta didik diharapkan mampu:
1. Menjelaskan multimeter dan bagian-bagiannya.
2. Menjelaskan Spesifikasi teknis alat ukur multimeter yang meliputi
voltmeter DC, voltmeter AC, Ampermeter DC dan ohmmeter.
3. Menjelaskan metode pemakaian alat ukur multimeter.
A. Multimeter dan Bagian-bagiannya
Multimeter biasanya juga
disebut dengan AVO Meter atau Multimeter. AVO Meter ini adalah singkatan dari Ampermeter,
voltmeter dan ohmmeter yang merupakan alat ukur listrik yang digunakan untuk
mengukur besaran listrik, seperti tahanan, arus DC (DC mA), tegangan DC (DC
Volt), dan tegangan AC (AC Volt). Selain itu, multimeter bisa digunakan untuk
menguji komponen elektronika, seperti kapasitor, transistor, dioda dan fet. Oleh karena multimeter dapat mengukur tahanan,
tegangan dan arus, maka multimeter dapat dijadikan sebagai ohmmeter yang
berfungsi untuk mengukur tahanan, voltmeter yang berfungsi untuk mengukur
tegangan, dan ampermeter yang berfungsi untuk mengukur arus. Jadi, Multimeter
yang dimaksud adalah gabungan dari tiga buah alat ukur listrik, yaitu
ampermeter, voltmeter dan ohmmeter,
Adapun salah satu bentuk nyata dari alat ukur multimeter adalah dapat
dilihat pada gambar 1 dibawah ini:
Bagian-bagian
Multimeter
Dari gambar di atas, bagian-bagian dari alat ukur multimeter yang harus
kita ketahui agar dalam pelaksanaan pengukuran besaran listrik nantinya tidak
salah adalah sebagai berikut:
(1)
|
: Skala meter untuk besaran tahanan dari 0 sampai
tak terhingga
|
(2)
|
: Skala meter untuk besaran arus dari 0 sampai 250
dan juga untuk tega-
|
|
ngan DC
dari 0 sampai 250 atau dari 0 sampai 50 volt serta dapat juga di
|
|
gunakan
untuk besaran tegangan arus bolak-balik
|
(3)
|
: Jarum penunjuk skala meter untuk menunjukkan
kepada kita angka be-
|
|
rapa hasil
penunjukkan meter tersebut
|
(4)
|
: Skala meter untuk besaran tegangan arus
bolak-balik dari 0 sampai 10
|
|
volt
|
(5)
|
: Penyetel jarum penunjuk untuk menyetel jarum
penunjuk agar pada
|
|
Permulaan
mengukur jarum penunjuk tepat menunjuk angka nol pada
|
|
Skala meter
|
(6)
|
: Zero adjuster yang gunanya untuk menyetel jarum
penunjuk pada angka
|
|
angka nol
dalam setiap pengukuran besar suatu tahanan
|
(7)
|
: ACV adalah daerah batas ukur untuk pengukuran
suatu tegangan AC
|
(8)
|
: DCV adalah daerah batas ukur untuk pengukuran
suatu tegangan DC
|
(9)
|
: DC mA adalah daerah batas ukur untuk pengukuran
suatu arus DC
|
(10)
|
: Ω adalah daerah batas ukur untuk pengukuran suatu
tahanan
|
(11)
|
: Selektor atau pemilih yang gunanya untuk memilih
daerah batas ukur
|
|
yang
dipakai dalam pengukuran
|
(12)
|
: Lubang negatif (-) adalah tempat kabel penghubung
warna hitam
|
(13)
|
: Lubang positif (+) adalah tempat kabel penghubung
warna merah
|
B. Spesifikasi
Teknis Alat Ukur Multimeter
1.
Batas ukur
a)
Tegangan DC: 0 V-0,25 V-2,5 V-10 V-
50 V-500 V-1000V, sensitivitas 20k/V
b)
Tegangan AC: V-10 V- 50 V-250 V-500
V-1000V, sensitivitas 9k/V
c)
Arus DC: 0,50 mA, 5 mA, 50 mA, 0,5
A, drop tegangan 0,3 V
d)
Tahanan DC: x1, x10, x100, x1000,
x100K
e)
Pengetes baterai: 0 – 1,5 V dengan
laju arus 0,5 A
f)
Hfe transistor: 0 – 1000 untuk transistor
NPN dan PNP
g)
Lampu LED sebagai indikator ON dan
OFF
h)
Level audio: -10 dB s/d +20 dB
(batas ukur DC 10 V)
2.
Ketelitian
a)
Arus DC: 2,5 %
b)
Tegangan DC: 5 %
c)
Tegangan AC: 5 %
d)
Tahanan DC: 2,5 %
C. Metode
Pemakaian Alat Ukur Multimeter
Sebelum melakukan pengukuran, periksalah saklar pemilih
fungsi atau saklar batas ukur. Apakah sudah sesuai dengan besaran listrik yang
akan diukur atau tidak. Jika terjadi kesalahan penempatan saklar batas ukur,
maka alat ukur tidak dapat bekerja atau alat ukur menjadi rusak.
Sebagai contoh, jika kita hendak mengukur tegangan DC/AC
yang tidak diketahui besarnya, maka saklar pemilih fungsi harus ditempatkan
pada posisi batas ukur yang paling besar. Jika tidak terukur berarti tegangan
yang diukur lebih kecil, maka aturlah batas ukur yang lebih kecil hingga dapat
menampilkan hasil pengukuran.
Untuk pengukuran tahanan, posisi jarum selain harus tepat
pada nol sebelah kiri juga harus tepat pada nol sebelah kanan. Untuk memposisikannya,
maka harus dikalibrasi dengan cara menghubungkan kedua probe (merah dan hitam)
atau dihubungsingkatkan dan aturlah knob adjust sampai jarum penunjuk tepat
pada nol sebelah kanan. Kalibrasi ini harus dilakukan setiap kali pemindahan
saklar batas ukur pada posisi ohm.
Pada pengukuran arus dan tegangan jika jarum penunjuk tidak
bergerak kemungkinan sakeringnya putus atau kabel probenya tidak terhubung
dengan baik. Untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari 150 volt, maka probe
merah harus dipindahkan ke posisi 1000 V DC dan ~ 1000 V AC.
Pada pengukuran Hfe transistor, saklar batas ukur harus
diletakkan pada posisi ohm x 10 dan letakkan transistor yang akan diukur nilai
hfe nya pada socket yang tersedia sesuai dengan kaki-kaki transistor (Basis,
Emitor, Colector). Nilai Hfe adalah nilai yang menunjukkan besarnya nilai
penguatan transistor.
Untuk menguji baterai yang ada dalam alat ukur, letakkan
saklar batas ukur pada posisi BATT 1,5 Volt. Selanjutnya hubungkan kedua probe,
jika jarum penunjuk berada pada daerah nol, berarti baterai masih layak pakai,
tetapi jika jarum menunjukkan pada daerah bad, berarti baterai harus diganti.
1. Apakah yang dimaksud dengan multimeter dan
sebutkan fungsinya.
2. Sebutkan spesifikasi teknis alat ukur
dilihat dari batas ukur.
3. Bagaimanakah cara pemakaian alat ukur
multimeter untuk pengukuran arus dan tegangan, dan Hfe transistor ?
1.
Multimeter
adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur
besaran listrik, seperti tahanan, arus DC (DC mA), tegangan DC (DC Volt), dan
tegangan AC (AC Volt). Selain itu, multimeter bisa digunakan untuk menguji
kompoenen elektronika, seperti kapasitor, transistor, dioda dan fet. Oleh karena multimeter dapat
mengukur tahanan, tegangan dan arus, maka multimeter dapat dijadikan sebagai
ohmmeter yang berfungsi untuk mengukur tahanan, voltmeter yang berfungsi untuk
mengukur tegangan, dan ampermeter yang berfungsi untuk mengukur arus.
2.
Spesifikasi teknis alat ukur
multimeter dilihat dari batas ukurnya adalah:
a. Tegangan DC: 0 V-0,25 V-2,5 V-10 V- 50 V-500 V-1000V,
sensitivitas 20k/V
b. Tegangan AC: V-10 V- 50 V-250 V-500 V-1000V, sensitivitas
9k/V
c. Arus DC: 0,50 mA, 5 mA, 50 mA, 0,5 A, drop tegangan 0,3 V
d. Tahanan DC: x1, x10, x100, x1000, x100K
e. Pengetes baterai: 0 – 1,5 V dengan laju arus 0,5 A
f. Hfe transistor: 0 – 1000 untuk transistor NPN dan PNP
g. Lampu LED sbagai indikator ON dan OFF
h. Level audio: -10 dB s/d +20 dB (batas ukur DC 10 V)
3. Cara pemakaian alat ukur multimeter untuk pengukuran arus dan
tegangan adalah jika
jarum penunjuk tidak bergerak kemungkinan sakeringnya putus atau kabel probenya
tidak terhubung dengan baik. Untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari 150
volt, maka probe merah harus dipindahkan ke posisi 1000 V DC dan ~ 1000 V AC.
Sedangkan untuk pengukuran Hfe transistor, saklar batas ukur harus diletakkan
pada posisi ohm x 10 dan letakkan transistor yang akan diukur nilai hfe nya
pada socket yang tersedia sesuai dengan kaki-kaki transistor (Basis, Emitor,
Colector). Nilai Hfe adalah nilai yang menunjukkan besarnya nilai penguatan
transistor.
PETA KEDUDUKAN MODUL
GLOSARY
Dioda :
Komponen penyearah arus
AC :
Alternating current (arus bolak-balik)
DC :
Direct current (arus searah)
Termokopel :
Alat ukur yang dapat mengkonversikan arus dan tegangan
bolak-balik menjadi arus dan tegangan searah
KEGIATAN II
|
KARAKTERISTIK MACAM-MACAM ALAT
UKUR, CARA PEMAKAIAN VOLTMETER DAN AMPERMETER, SEBAB-SEBAB KESALAHAN ALAT
UKUR, SERTA CARA-CARA MENGHUBUNGKAN VOLTMETER DAN AMPERMETER
|
Tujuan
Kegiatan Pembelajaran
Setelah berakhirnya materi ini
peserta didik diharapkan mampu:
1. Menjelaskan karakteristik macam-macam alat ukur listrik
2. Menjelaskan cara-cara pemakaian alat ukur voltmeter dan ampermeter
3. Menjelaskan sebab-sebab kesalahan alat ukur
4. Menjelaskan cara-cara menghubungkan alat ukur voltmeter dan
ampermeter
A. Karakteristik Macam-macam Alat Ukur
Listrik
1.
Alat ukur dengan penyearah
Penyearah adalah sebuah
komponen khusus yang akan menghasilkan arus searah jika suatu tegangan bolak-balik
ditempatkan pada ujung-ujung nya. Komponen penyearah arus disebut dioda. Lihat
gambar 1. Sebuah penyearah arus ideal mempunyai karakteristik arus terhadap
tegangan. Bila penyearah diberi tegangan AC yang berbentuk sinus maka arus (I)
akan mengalir sebanding dengan (V) pada setengah periode positif. Sedangkan
pada setengah periode negatif arus tidak mengalir. Alat ukur yang mengkonversi
arus bolak-balik dengan menggunakan penyearah arus mengakibatkan arus AC
menjadi DC dan arus ini diukur dengan kumparan putar (lazim disebut penyearah
arus). Alat ukur dengan penyearah arus mempunyai kepekaan lebih tinggi daripada
alat-alat ukur AC. Kerugiannya adalah tidak dapat mengukur dengan daya beban
yang besar, sehingga dipakai untuk alat penunjuk dari alat ukur elektronika.
2.
Alat ukur dengan termokopel
Adalah dua logam yang
berbeda yang saling berhubungan pada ujung-ujungnya yaitu J1 dan J2, sehingga
membentuk suatu rangkaian. Bila terjadi perbedaan antara temperatur (T1-T2)
pada ujung-ujung rangkaian, maka GGL akan terbangkit, yang memungkinkan arus
mengalir, elemen ini disebut dengan termokopel dan GGL yang disebut dengan GGL
termis. Alat ukur termokopel dapat mengkonversi arus dan tegangan bolak-balik
yang akan diukur menjadi arus dan tegangan searah melalui suatu alat ukur
kumparan putar.
B.
Cara Pemakaian Alat Ukur
Voltmeter dan Ampermeter
Standar
Iec NO. 12B-23 menspesifikasikan ketelitian alat ukur penunjuk kedalam delapan
bagian, yaitu 0,05; 0,1; 0,2; 0,5; 1; 1,5; 2,5; dan 5 atau dalam persentase kesalahan
±0,05%; ±0,1%; ±0,2%; ±0,5%; ±1%; ±1,5%; ±2,5%; dan ±5%. Untuk mendapatkan
nilai dengan ketelitian yang baik maka digunakan batas ukur yang mendekati.
Contoh: jika tegangan yang hendak diukur di bawah 10 volt, maka batas ukur yang
digunakan adalah 10 volt.
Empat
golongan sesuai dengan daerah pemakaian, maka alat ukur digolongkan sebagai
berikut:
1.
Alat-alat ukur dari 0,05; 0,1;
dan 0,2
Golongan alat ukur dengan
ketelitian yang tinggi. Alat ukur ini ditempatkan secara stasioner di dalam
laboratorium digunakan untuk pengukuran substandar pada eksperimen-eksperimen
yang memerlukan ketelitian tinggi atau untuk menguji alat ukur lainnya.
2.
Alat ukur dari kelas 0,5
digunakan untuk pengukuran-pengukuran presisi dan umumnya portable.
3.
Alat ukur dari kelas 0,1
mempunyai presisi di bawah 0,5 digunakan untuk alat-alat ukur portabel yang
kecil.
4.
Alat ukur dari kelas 1,5 atau
2,5 atau 5 digunakan untuk panel-panel besar yang pengukurannya tidak
mementingkan hasil pengukuran.
C.
Sebab-sebab Kesalahan
Alat Ukur
Dalam pemakaian alat ukur,
hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1.
Medan magnet luar
2.
Temperatur keliling
3.
Pemanasan sendiri
4.
Pergeseran dari titik nol
5.
Gesekan-gesekan
6.
Umur
7.
Letak alat ukur
D.
Cara-cara Menghubung
Alat Ukur Voltmeter dan Ampermeter
A
12V V R
Rangkaian alat ukur ampertmeter
Pada gambar 2a, alat ukur amper
mengukur arus beban I yang sebenarnya, sedanagkan alat ukur volt memperlihatkan
jumlah tegangan antara beban dan kerugian tegangan pada alat ukur.
IR + Ira = I (R + ra)
Dimana: IR = Tegangan beban
Ira = Tegangan pada alat ukur
amper
Rangkaian diatas cocok digunakan pada
rangkaian-rangkaian elektronika yang arus bebannya kecil.
A
12 V V R
Rangkaian alat ukur voltmeter
Pada gambar 2b, alat ukur voltmeter
menunjukkan tegangan beban V yang sebenarnya, sedangkan alat ukur amper
memperlihatkan jumlah arus beban I dan arus Ia yang melalui alat ukur volt.
Ia =
Untuk pengukuran pada jaringan tenaga
arus kuat pada umumnya arus bebannya besar, maka hubungan yang diperlihatkan
pada gambar 2b lebih baik.
1. Bagaimana cara kerja alat ukur
dengan termokopel?
2. Jelaskan pembagian alat ukur
berdasarkan daerah pemakaiannya.
3. Sebutkan sebab-sebab kesalahan yang
terjadi pada alat ukur.
4. Bagaimana cara menghubungkan alat
ukur voltmeter dan ampermeter?
1.
Cara
kerja alat ukur dengan termokopel adalah Bila terjadi
perbedaan antara temperatur (T1-T2) pada ujung-ujung rangkaian, maka GGL akan
terbangkit, yang memungkinkan arus mengalir, elemen ini disebut dengan
termokopel dan GGL yang disebut dengan GGL termis. Alat ukur termokopel dapat
mengkonversi arus dan tegangan bolak-balikyang akan diukur menjadi arus dan
tegangan searah melalui suatu alat ukur kumparan putar.
2. Berdasarkan daerah pemakaiannya,
alat ukur listrik dibagi menjadi 4 golongan, yaitu:
a.
Alat-alat ukur dari 0,05; 0,1;
dan 0,2
Golongan alat ukur dengan ketelitian yang
tinggi. Alat ukur ini ditempatkan secara stasioner di dalam laboratorium
digunakan untuk pengukuran substandar pada eksperimen-eksperimen yang
memerlukan ketelitian tinggi atau untuk menguji alat ukur lainnya.
b.
Alat ukur dari kelas 0,5
digunakan untuk pengukuran-pengukuran presisi dan umumnya portable.
c.
Alat ukur dari kelas 0,1
mempunyai presisi di bawah 0,5 digunakan untuk alat-alat ukur portabel yang
kecil.
d.
Alat ukur dari kelas 1,5 atau
2,5 atau 5 digunakan untuk panel-panel besar yang pengukurannya tidak
mementingkan hasil pengukuran.
3. Sebab-sebab kesalahan yang terjadi
pada alat ukur listrik adalah sebagai berikut:
a. Salah menggunakan alat ukur saat
akan mengukur besaran listrik
b. Polaritasnya terbalik.
4. Cara menghubungkan alat ukur
ampermeter pada suatu rangkaian adalah dipasang secara seri dengan beban,
sedangkan alat ukur voltmeter dipasang secara paralel terhadap beban.
PETA KEDUDUKAN MODUL
GLOSARY
Multimeter : Alat ukur listrik mengukur tahanan,
tegangan dan arus
Ohmmeter : Pengukur tahanan
Voltmeter : Pengukur tegangan
Ampermeter : Pengukur arus
Resistor : Tahanan/hambatan
KEGIATAN III
|
MENGGUNAKAN ALAT UKUR MULTIMETER
|
Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah berakhirnya materi ini peserta didik diharapkan mampu:
1. Menghitung resistor berdasarkan kode warna
2. Menggunakan alat ukur multimeter sebagai ohmmeter
3. Mengukur tahanan
4. Menguji kapasitor, dioda, transistor dan fet
5. Menggunakan alat ukur multimeter sebagai voltmeter
6.
Menggunakan alat ukur
multimeter sebagai ampermeter
A.
Multimeter
Multimeter adalah alat
ukur listrik yang digunakan untuk mengukur besaran listrik, seperti tahanan,
arus DC (DC mA), tegangan DC (DC Volt), dan tegangan AC (AC Volt). Selain itu,
multimeter bisa digunakan untuk menguji kompoenen elektronika, seperti
kapasitor, transistor, dioda dan fet. Oleh karena
multimeter dapat mengukur tahanan, tegangan dan arus, maka multimeter dapat
dijadikan sebagai ohmmeter yang berfungsi untuk mengukur tahanan, voltmeter
yang berfungsi untuk mengukur tegangan, dan ampermeter yang berfungsi untuk
mengukur arus.
Multimeter Analog
1.
Multimeter sebagai ohmmeter
Bila range saklar pemilih fungsi diletakkan pada posisi ohm, maka
multimeter dapat digunakan untuk:
·
Mengukur
nilai tahanan suatu resistor
·
Menguji
suatu rangkaian terhubung atau tidak
·
Menguji
komponen dioda, kapasitor, transistor, dan fet
a. Resistor
Jika hendak
mengalirkan listrik dari titk A ke titik B maka kita tidak menghendaki
adanya tahanan dalam kawat penghantar yang digunakan. Tetapi
dalam praktek elektronika justru sering kali kita memerlukan, misalnya digunakan untuk mengecilkan arus. Guna memperoleh
tahanan tersebut maka kita membutuhkan
suatu komponen yang disebut resistor. Nilai resistor dapat diketahui antara
lain dengan cara membaca kode warna pada badan resistor, seperti contoh
AB CD
Keterangan:
A. Menentukan nilai resistor angka pertama
B. Menentukan nilai resistor Angka kedua
C. Menentukan faktor pengali
D. Menentukan toleransi
kode Warna
|
Gelang ke-1 dan Ke-2
|
Gelang ke-3
Faktor pengali
|
Gelang ke-4
Toleansi (%)
|
Hitam
|
0
|
1
|
2
|
Coklat
|
1
|
10
|
1
|
Merah
|
2
|
100
|
2
|
Orange
|
3
|
1000
|
3
|
Kuning
|
4
|
10000
|
4
|
Hijau
|
5
|
100000
|
5
|
Biru
|
6
|
1000000
|
6
|
Ungu
|
7
|
10000000
|
7
|
Abu-abu
|
8
|
100000000
|
8
|
Putih
|
9
|
1000000000
|
9
|
Emas
|
-
|
0,1
|
5
|
Perak
|
-
|
0,1
|
10
|
Contoh: Resistor dengan kode warna
sebagai berikut
Emas
Hitam
Hijau
Orange
Dari warna di atas dapat
diketahui nilai resistornya:
Warna Orange = 3
Warna Hijau = 5
Warna Hitam = 0
Warna emas = 5 %
Sehingga nilai
resistornya adalah 35 x 100 = 35
ohm dengan nilai toleransi 5 %.
b. Pengukuran Resistor
Untuk mengukur
resistor digunakan sebuah alat ukur yang disebut ohmmeter.
Simbol ohm meter
Jika digunakan
sebuah multimeter untuk pengukuran resistor maka hal- hal yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1.
Saklar selektor (saklar pilih) di letakkan pada saklar batas ukur / range ohm. Range ini lazim
ditandai dengan Rx1; Rx10; Rx100; Rx1000 (1K)
2.
Satu kawat ditanamkan pada lobang yang bertanda – ( COMMON
) sebaiknya dipilih warna hitam. Kawat yang lain ditanamkan pada lobang yang
bertanda + sebaiknya menggunakan warna merah.
3.
Keterangan : Warna kawat – kawat tersebut tidak ada arti
khusus hanya untuk membedakan saja. Untuk pengukuran selanjutnaya dibiasakan
meneggunakan warna-warna kawat ini.
4.
Kedua ujung – ujung dari kawat dihubungsingkatkan, maka
jarum penunjuk akan menyimpang ke kanan .Dengan tombol pengatur – nol (zero-adjust)
atur supaya jarum penunjuk berada tepat pada 0 (nol). Hal ini dinamakan “ me-nol-kan” alat ukur.
5.
Lepaskan kedua kawat penghantar dan siap untuk
mengukur besarnya nilai resistor
6.
Selanjutnya resistor yang diukur ditempatkan pada kedua
titik – titik terminal kawat merah dan kawat hitam
Cara pembacaan hasil pengukuran
Misalkan dalam
pengukuran tahanan menggunkan range x 100 dengan posisi jarum penunjuk berada seperti gambar diatas maka hasil pembacaan dari
pengukuran tahanan adalah sebesar :
1 (satu garis)
pada angka yang berada antara 20 dan 30 bernilai 2, maka dapat dinyatakan bahwa
jarum berada pada angka 26 dengan range x 100 menjadi 26 x 100 = 2600 ohm.
c. Pengujian Dioda
Multimeter
juga dapat digunakan untuk pengujian dioda dimana sebuah dioda mempunyai
polaritas anoda (+) dan katoda (-)
Anoda Katoda
A K
Pengujian sebuah dioda dengan multimeter analog:
1. Letakan multimeter analog kejangkar ukur resistansi rendah
seperti×10
Katoda Anoda
2. Hubungkan ujung hitam (+) ke katoda dan warna merah
(-) ke anoda. Arti pada kaki katoda diberi tegangan negatif dan pada kaki anoda
diberi tegangan positif bearti dioda diberi tegangan maju (forward) dan dioda
akan konduksi/mengalirkan arus.Pada keadaan forwad bias maka jarum penunjuk
akan menyimpang kekanan,tetapi jika keadaan diatas dibalik maka jarum penunjuk akan menunjukan nilai tahanan
yang lebih besar dan jarum tidak bergerak.
3. Jika pada pengujian dioda ini ternyata jarum penunjuk menunjukan
nilai tahanan yang sama pada saat diberi forward bias maupun reverse bias,dapat
dipastikan bahwa dioda telah rusak
d.
Pengujian Transistor
Transistor
merupakan komponen semikonduktor berasal dari kata transfer (perpindahan) dan resistor (perlawanan ) dengan arti
kata merupakan perubahan perlawanan atau muatan. Transistor merupakan salah
satu komponen untuk perancangan pembuatan IC (integrated circuit). Transistor
terdiri dari dua jenis NPN dan PNP dan memiliki 3 buah kaki elektroda yaitu
Basis (B), Colektor (C) dan Emitor (E) C C
B B
E E
E C E
C
B B
E C E C
◄ ►
B B
Rangkaian
ekuivalen Dioda NPN Rangkaian
ekuivalen Dioda PNP
Cara pengujian
transistor:
Letakan
multimeter analog ke jangkar ukur resistansi rendah
seperti ×10 x100 atau x 1K. Perhatikan tabel
Probe
|
Kaki A
|
Kaki B
|
Kaki C
|
Keterangan
|
Merah
Hitam
Merah
Hitam
|
-
√
-
√
|
√
-
-
-
|
-
-
√
-
|
Jarum bergerak
Jarum tidak bergerak
|
1.
Pada tabel diats berarti kaki
basis pada a karena probe warna hitam tetap di A dan probe warna merah
dihubungkan kekaki B kemudian dihubungkan kekaki C pada kondisi diatas jarum
alat ukur bergerak kekanan.Maka kaki basis di A
2.
Selain hubungan probe dengan
kaki transistor seprti tabel diatas ternyata kondisi jarum penunjuk tetap
bergerakmaka dipastikan transistor dalam keadaan rusak
Cara menentukan kaki transistor
B
A
C
1.
Jenis transistor diats adalah NPN, berarti basisnya berpolaritas positif sedangkan kaki yang
lain negatif.
2.
Hubungkan probe warna merah ke B dan warna hitam ke C
kemudian hubungkan A ke B dengan
menggunakan tangan.Jarum penunjuk akan menyimpang kekanan, hal ini terjadi
karena basis (A) mendapat bias maju (forward) dari B ke A melalui tangan dapat
dipastikan bahwa B adalah basis transistor.
e.
PENGUJIAN FET
FET adalah jenis transistor yang
cara kerja memanfaatkan efek medan, sehingga sering disebut dengan transistor
efek medan.Menguji FET berbeda dengan menguji transistor biasa (Bipolar). FET
memiliki dua kanal yaitu P dan N. Untuk menentukan jenis FET dapat dilakukan
dengan langkah sebagai berikut:
D
G
S
1.
Letakan saklar baas ukur pada posisi ohm meter x 10 atau x
1K
2.
Hubungkan probe positif (+) pada gerbang G dan Probe
negatif (-) pada S
a.
Jika jarum alat ukur tidak menyimpang, berarti adalah FET
kanal N
b.
Jika jarum alat ukur menyimpang kekanan berarti FET kanal P
2.
Multimeter sebagai voltmeter
Salah satu fungsi multimeter adalah untuk mengukur tegangan DC dan AC.
Cara menggunakannya adalah dengan memindahkan saklar pemilih fungsi ke posisi
DC Volt untuk mengukur tegangan DC dan AC Volt untuk mengukur tegangan AC.
Untuk mengukur tegangan caranya yaitu dengan menghubungkan alat ukur
voltmeter secara paralel terhadap beban yang hendak diukur nilai tegangannya,
seperti terlihat pada gambar berikut:
R1
+
Vs RL
-
Sebelum
melakukan pengukuran, pergunakanlah batas ukur yang lebih besar sebagai langkah
awal pengukuran tegangan, selanjutnya jika alat ukur mampu mengukur atau sukar
dibaca, maka besar batas ukur dapat diturunkan ke level batas ukur yang lebih
kecil.
Resistor
bisa dirangkai secara seri dan paralel. Semua rangkaian seri gunanya untuk
pembagi tegangan. Pembagi tegangan ini biasanya digunakan sebagai rangkaian
“bias” pada beberapa rangkaian transistor. Dibawah ini menunjukkan 4 buah
resistor yang dirangkai secar seri dengan menggunakan sumber DC.
R1 R2 R3 R4
V1 V2 V3 V4
+ - V
DC
Setiap
rangkaian DC seri mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Arus yang mengalir hanya memiliki
satu jalan
b. Semua komponen dihubungkan dari
ujung ke ujung
c. Arus hanya mengalir ke satu arah
Jumlah nilai tahanan total dalam rangkaian
tersebut adalah:
Rt = R1
+ R2 + R3 + R4
Jumlah tegangan yang terdapat pada rangkaian
adalah sama dengan jumlah tegangan yang didrop pada tiap-tiap tahanan, yaitu:
Vt = V = I.R1 + I.R2 + I.R3 + I.R4
Atau V = I.R
3.
Multimeter sebagai ampermeter
Sebuah resistor dihubungkan dengan sumber tegangan listrik akan menjadi
rangkaian tertutup dalam rangkaian tersebut mengalir arus listrik terus menerus
selama sumber tegangan masih memberikan catu tegangan.
Untuk menghitung tegangan, arus dan resistansi dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus yang diturunkan dari hukum ohm, yaitu V = I.R dimana:
V = tegangan yang terjadi pada resistor (Volt)
I = Arus listrik (Ampere)
R = Tahanan (Ohm)
Besarnya arus pada sebuah rangkaian paralel dari sebuah resistor yang
dicatu dengan sumber tegangan merupakan jumlah dari setiap resistor. Untuk
menghitung arus yang mengalir pada rangkaian, maka dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus yang diturunkan dari hukum kirchoff I, yaitu: I = i1 + i2.
220Ω 470Ω 100Ω
2.
Jelaskan cara menggunakan
multimeter sebagai ohm meter
3.
Tentukan
nilai maksimum dan nilai minimum dari tahanan
dibawah ini:
Emas
Kuning
Hijau
Merah
4.
Jelaskan cara menguji dioda
5.
Jelaskan cara menguji
transistor
6.
Jika suatu rangkaian diketahui
R1 = 3 ohm, R2 = 1 ohm, R3 = 2 ohm dan R4 = 4 ohm, yang dihubungkan secara
seri. Hitunglah Rtotal dan tegangan pada setiap tahanan bila tegangan baterai
sebesar 10 volt
7.
Diketahui dari hasil pengukuran
V = 25 volt dan Rtotal = 500 ohm, hitunglah besar arus yang mengalir
1. Cara menggunakan multimeter sebagai
ohmmeter adalah:
a.
Saklar selektor (saklar pilih) di letakkan pada saklar batas ukur / range ohm. Range ini lazim
ditandai dengan Rx1; Rx10; Rx100; Rx1000 (1K)
b.
Satu kawat ditanamkan pada lobang yang bertanda – (COMMON)
sebaiknya dipilih warna hitam. Kawat yang lain ditanamkan pada lobang yang
bertanda + sebaiknya menggunakan warna merah.
c.
Keterangan : Warna kawat – kawat tersebut tidak ada arti
khusus hanya untuk membedakan saja. Untuk pengukuran selanjutnaya dibiasakan
meneggunakan warna-warna kawat ini.
d.
Kedua ujung-ujung dari kawat
dihubungsingkatkan, maka jarum penunjuk akan menyimpang ke kanan .Dengan tombol
pengatur – nol (zero-adjust) atur supaya jarum penunjuk berada tepat pada 0
(nol). Hal ini dinamakan “ me-nol-kan”
alat ukur.
e.
Lepaskan kedua kawat penghantar dan siap untuk
mengukur besarnya nilai resistor
f.
Selanjutnya resistor yang diukur ditempatkan pada kedua
titik – titik terminal kawat merah dan kawat hitam
2. Dari soal no.2, maka dapat diperoleh
nilai maksimum dan minimum tahanannya, yaitu:
Cincin ke-1 berwarna Kuning = 4
Cincin ke-2 berwarna Hijau = 5
Cincin ke-3 berwarna Merah = 2
Cincin ke-4 berwarna Emas = 5 % (untuk nilai toleransi)
Nilai tahanan = 23 x 102 ± 5%
Nilai maksimum 2300 + ( 5% x
2300) ohm = 2300 + 115 = 2415
Nilai
Minimum 2300 - ( 5% x 2300) ohm = 2300
– 115 = 2185
3. Cara menguji dioda adalah:
a.
Letakan multimeter analog
kejangkar ukur resistansi rendah seperti×10
b.
Hubungkan ujung hitam
(+) ke katoda dan warna merah (-) ke anoda. Arti pada kaki katoda diberi
tegangan negatif dan pada kaki anoda diberi tegangan positif bearti dioda
diberi tegangan maju (forward) dan dioda akan konduksi/mengalirkan arus.Pada
keadaan forwad bias maka jarum penunjuk akan menyimpang kekanan,tetapi jika
keadaan diatas dibalik maka jarum
penunjuk akan menunjukan nilai tahanan yang lebih besar dan jarum tidak
bergerak.
c.
Jika pada pengujian dioda ini
ternyata jarum penunjuk menunjukan nilai tahanan yang sama pada saat diberi
forward bias maupun reverse bias, dapat dipastikan bahwa dioda telah rusak.
4. Cara menguji transistor adalah
dengan cara meletakkan multimeter analog ke jangkar
ukur resistansi rendah seperti ×10 x100 atau x 1K.
5. Rt = R1 + R2 + R3 + R4
= 3 ohm + 1 ohm + 2 ohm + 4 ohm
= 10 ohm
I
= V/R = 10 volt / 10 ohm = 1 ampere
VR1 = I.R1 = 1 A . 3 ohm = 3
volt
VR2 = I.R2 = 1 A . 1 ohm = 1
volt
VR3 = I.R3 = 1 A . 2 ohm = 2
volt
VR4 = I.R4 = 1 A . 4 ohm = 4
volt
6. I = V/R = 25 volt / 500 ohm = 0,5 A
PETA KEDUDUKAN MODUL
GLOSARY
Osiloskop : Alat untuk memetakan sinyal listrik
Probe : Kabel penghubung
Pengendali intensitas : Pengatur intensitas cahaya gambar
Pengendali intensitas : Pengatur ketajaman gambar
Pengendali trigger : Pengatur tampilan gambar menjadi tampak
diam
KEGIATAN IV
|
MENGOPERASIKAN OSILOSKOP
|
Tujuan
Kegiatan Pembelajaran
Setelah berakhirnya materi ini peserta didik diharapkan mampu:
4. Mengenal alat ukur osiloskop
5. Mengkalibrasi osiloskop
6. Menggugunakan osiloskop untuk mengukur tegangan
7. Menggunakan osiloskop untuk mengukur frekuensi
1. Definisi
Osiloskop
adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Pada
kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana sinyal
berubah terhadap waktu.
Contoh
beberapa kegunaan osiloskop:
a.
Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya
b.
terhadap waktu.
c.
Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
d.
Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik.
e.
Membedakan arus AC dengan arus DC.
f.
Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan
g.
Hubungannya terhadap waktu.
Osiloskop
dikelompokkan menjadi dua bagian berdasarkan cara kerjanya, yaitu:
a.
Osiloskop analog
b.
Osiloskop digital
2. Spesifikasi osiloskop
a.
Vertikal deflection
1)
Faktor defleksi : 12 pengaturan dari 15mV sampai 20mV/Div pada
step 1-2-5 dengan tombol yang baik
2)
Lebar frekuensi :
1 MΩ dengan penempatan 20pf ± 3 p (maks
input
600Vp-p atau 300 VDC + AC peak)
3)
Impedansi input :
20MHz (-3bB) untuk DC Hz – 20MHz(-3dB)
untuk AC
4)
Waktu aktif : Kurang dari
17 nSec
5)
Mode operasi :
CH-A, CH-B, DUAL dan ADD
6)
Frekuensi sukor :
Kira-kira 200KHz
7)
Pemisah kanal :
Lebih besar dari 60dB atau sekitar 1 KHz
8)
Polaritas : Dapat
dibalik
b.
Time base
1)
Jenis :
Otomatis trigger
2)
Waktu lacak :
0,2 µSec sampai 0,,4 Sec/Div
3)
Pembesaran :
x 5 untuk semua ukuran
4)
Lineritas :
Kurang dari 3 %
c.
Triggering
1)
Sensitivitas :
INT 2 Div atau lebih EXT 1 Vp-p atau lebih
2)
Sumber :
INT, CH-B, Line atau EXT
3)
Level trigger :
Positif dan negatif, untuk kontrol level variabel
tekan tombol
AUTO
4)
Batas Ukur :
20Hz – 20MHz atau lebih
d.
Horizontal deflection
1.
Faktor defleksi :
5mV – 20 V/Div
2.
Respon frekuensi :
1MHz (-3dB) untuk DC
3.
Impedansi input :
1MΩ
4.
Tegangan input :
300 VDC + AC peak atau 600 Vp-p
5.
Operasi X – Y :
Model X – Y dengan memilih saklar sweep
time/Div CH-A untuk Y dan C-B
untuk X
6.
Intensitas modulasi :
Z Axis ; TTL level (3Vp-p ~ 50V)
e.
Spesifikasi lain
Tegangan
tinggi CRT : Kira-kira 2 KV
Tegangan
Kalibrasi : 0,5 Vp-p ± 5%, 1KHz
gelombang persegi
Berat : Kira-kira 7
Kg
Dimensi : P= 435mm, L = 356mm,
T = 147 mm
3. Bentuk Fisik osiloskop
Osiloskop Analog
Panel Kendali
4. Bagian oslioskop
a.
Probe
Adalah kabel penghubung yang ujungnya diberi penjepit,
dengan penghantar kerkualitas, dapat meredam sinyal-sinyal gangguan, seperti
sinyal radio atau noise yang kuat. Ada dua
terminal penghubung pada probe, yaitu ujung probe dan kabel ground yang
biasanya dipasangi capit buaya. Pada prakteknya capit buaya tersebut dihubungkan dengan bagian ground pada rangkaian,
seperti chasis logam, dan sentuhkan ujung probe pada titik yang dites pada rangkaian
KALIBRASI PADA PROBE
Pada umumnya, tiap osiloskop sudah dilengkapi sumber sinyal acuan untuk
kalibrasi. Sebagai contoh, osiloskop GW tipe tertentu mempunyai acuan gelombang
persegi dengan amplitudo 2V peak to peak dengan frekuensi 1 KHz. Misalkan kanal
1 yang akan dikalibrasi, maka BNC probe dihubungkan ke terminal masukan kanal 1.
b.
Pengendali intensitas
Digunakan untuk
mengatur intensitas cahaya gambar gelombang yang ditampilkan pada monitor
osiloskop. Bila anda menambahkan kecepatan sapuan (sweep speed) pada osiloskop
analog, maka anda harus meningkatkan pula tingkat intensitas.
c.
Pengendali fokus
Digunakan untuk mengatur ketajaman
gambar gelombang. Pengendali ini hanya terdapat pada osiloskop analog.
d.
Pengendali vertikal
Digunakan untuk
merubah posisi dan skala gelombang secara vertikal. Osiloskop memiliki pula
pengendali untuk mengatur masukan coupling dan kondisi sinyal lainnya yang
dibahas pada bagian ini. Gambar 1 menunjukkan tampilan panel depan dan menu
on-screen untuk kontrol vertikal.
1)
Tombol posisi vertikal digunakan untuk menggerakkan gambar gelombang pada layar ke arah atas atau ke
bawah.
2)
Tombol Volts / div mengatur skala tampilan pada arah
vertikal. Pemilihan posisi. Misalkan tombol Volts/Div diputar pada posisi 5
Volt/Div, dan layar monitor terbagi atas 8 kotak (divisi) arah vertikal.
Berarti, masing-masing divisi (kotak) akan menggambarkan ukuran tegangan 5 volt
dan seluruh layar dapat menampilkan 40 volt dari dasar sampai atas. Jika tombol tersebut berada pada posisi
0.5 Volts/dDiv, maka layar dapat menampilkan 4 volt dari bawah sampai atas, dan
seterusnya. Tegangan maksimum yang dapat ditampilkan pada layar adalah nilai
skala yang ditunjukkan pada tombol Volts/Div dikali dengan jumlah kotak
vertikal. Jika probe yg digunakan menggunakan faktor pelemahan 10x, maka
tegangan yang terbaca harus dikalikan 10.Coupling merupakan metoda yang
digunakan untuk menghubungkan sinyal elektrik dari suatu sirkuit ke sirkuit
yang lain. Pada kasus ini, masukan coupling merupakan penghubung dari sirkuit
yang sedang di tes dengan osiloskop. Coupling dapat ditentukan/diset ke DC, AC,
atau ground. Coupling AC menghalangi
sinyal komponen DC sehingga terlihat
bentuk gelombang terpusat pada 0 volts.
Pada osiloskop
analog, misal dua kanal, ada dua cara untuk menampilkan sinyal gelombang secara
bersamaan. Mode bolak-balik (alternate) menggambar setiap kanal secara
bergantian. Mode ini digunakan dengan kecepatan sinyal dari medium sampai dengan
kecepatan tinggi, ketika skala times/div di set pada 0.5 ms atau lebih Mode
chop menggambar bagian-bagian kecil pada setiap sinyal ketika terjadi
pergantian kanal. Karena pergantian kanal terlalu cepat untuk diperhatikan,
sehingga bentuk gelombang tampak kontinu. Untuk mode ini biasanya digunakan
dengan sinyal lambat dengan kecepatan sweep 1ms per bagian atau kurang.
Osilioskop
juga memiliki sistem kerja untuk menjumlahkan dua buah fungsi gelombang
bersama-sama, sehingga menciptakan tampilan bentuk gelombang baru. Osiloskop
analog menggabungkan sinyal-sinyal sedangkan osiloskop digital membentuk sinyal
baru secara matematik.
e.
Pengendali Horizontal
Digunakan
pengendali horizontal untuk mengatur posisi horizontal
1)
Tombol Posisi
Tombol posisi
horizontal menggerakkan gambar gelombang dari sisi kiri ke kanan atau
sebaliknya sesuai keinginan kita pada layar.
2)
Tombol Time / Div ( time base control)
Tombol kontrol
Time/div memungkinkan untuk mengatur skala horizontal. Sebagai contoh, jika
skala dipilih 1 ms, berarti tiap kotak(divisi) menunjukkan 1 ms dan total layar
menunjukkan 10 ms(10 kotak horisontal). Jika satu gelombang terdiri dari 10
kotak, berarti periodanya adalah 10 ms atau frekuensi gelombang tersebut adalah
100 Hz. Mengubah Time/div membuat kita bisa melihat interval sinyal lebih besar
atau lebih kecil dari semula, pada layar osiloskop, gambar gelombang akan
ditampilkan lebih rapat atau renggang.
f.
Pengendali Trigger
Trigger
digunakan untuk membuat tampilan gambar menjadi tampak diam. Pengendali trigger
membuat kita dapat menstabilkan pengulangan sinyal/gelombang dan menangkap satu
bagian gelombang berjalan.
Level tegangan
trigger sebenarnya tidak bisa dilihat. Tombol trigger digunakan untuk mengatur
level tegangan tersebut, dalam hal ini itampilkan dengan scrollbar.
Teknik
pemicuan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pemicuan tepi (edge triggering)
adalah dasar dan jenis yang umum dilakukan dalam tehnik pemicuan.
Rangkaian
trigger berperilaku seperti komparator. Saat sinyal trigger cocok dengan
setting yang dilakukan maka osiloskop melakukan trigger.
5. Pengukuran Tegangan
Tegangan
adalah besar beda potensial listrik, dinyatakan dalam Volt, antara dua titik
pada rangkaian. Biasanya salah satu titiknya adalah titik ground, tapi tidak
selalu. Tegangan juga diukur dari puncak ke puncak, yaitu dari titik puncak
maksimum ke titik muncak minimum. Dan kita harus hati-hati menspesifikasikan
tegangan apa yang dimaksud.
Pada dasarnya
osiloskop adalah alat ukur tegangan. Sekali anda mengukur tegangan, maka
besaran lain bisa di ketahui melalui penghitungan. Sebagai contoh pengukuran
arus dengan menerapkan hukum Ohm arus dapat diketahui melalui pengukuran
tegangan dan membaginya dengan besar hambatan yang digunakan. Penerapan
penghitungan juga bisa dilakukan untuk arus AC tetapi tentunya akan lebih
rumit,tetapi pada intinya adalah bahwa dengan mengukur tegangan sebagai langkah
awal, maka besaran lain dapat diketahui
melalui penghitungan. Pengukuran tegangan dilakukan dengan menghitung jumlah
pembagi yang meliputi muka gelombang pada bagian skala vertikal. Atur sinyal
dengan mengubah-ubah kontrol vertikal dan untuk lebih pengukuran terbaik
pilihlah Pengukuran Waktu dan Frekuensi. Ambil waktu pengukuran dengan menggunakan skalahorizontal
pada osiloskop. Pengukuran waktu meliputi perioda, lebar pulsa(pulse width),
dan waktu dari pulsa. Frekuensi adalah bentuk resiprok dari perioda, jadi
dengan mengukur perioda frekuensi akan diketahui, yaitu satu per
perioda.Pengukuran Fasa Fase gelombang adalah lamanya waktu yang dilalui
dimulai dari satu loop hingga awal dari loop berikutnya. Diukur dalam derajat.
Phase shift menjelaskan perbedaan dalam pewaktuan antara dua atau lebih sinyal
periodik yang identik. Salah satu cara mengukur beda fasa adalah penggunakan
mode XY. Yaitu dengan memplot satu sinyal pada bagian vertikal(sumbu Y) dan sinyal lain pada sumbu
horizontal(sumbu X). Metoda ini akan bekerja efektif jika kedua sinyal yang digunakan adalah sinyal
sinusiodal.
1. Jelaskan definisi osiloskop
2. Sebutkan Bagian-bagian Osiloskop
3. Sebutkan fungsi Osiloskop
1.
Osiloskop
adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik
2.
Bagian
Osiloskop
a. Probe
b. Pengendali intensitas
c. Pengendali fokus
d. Pengendali vertikal
e. Pengendali horizontal
f. Pengedali trigger
3.
Osiloskop
digunakan untuk:
a. Melihat bentuk gelombang tegangan
b. Mengukur harga-harga momen dari tegangan
bentuk sinus maupun bukan
c. Melihat bentuk sinyal frekuensi
PETA KEDUDUKAN MODUL
GLOSARY
Perawatan : Merawat agar alat ukur listrik dan
elektronika yang dipakai selalu
dalam keadaan layak
Perbaikan :
Memperbaiki alat ukur listrik dan elektronika agar tetap bisa
digunakan
KEGIATAN V
|
MERAWAT DAN MEMPERBAIKI ALAT UKUR
LISTRIK
|
Tujuan
Kegiatan Pembelajaran
Setelah berakhirnya materi ini peserta didik diharapkan mampu:
1. Peserta didik dapat merawat alat ukur
listrik dan elektronika
2.
Peserta didik dapat memperbaiki alat ukur listrik dan elektronika
1.
Merawat Alat Ukur
Listrik
Merawat alat ukur listrik bertujuan
agar alat ukur yang dipakai selalu dalam keadaan layak pakai. Merawat alat ukur
tidak saja dalam keadaan tidak dipakai tetapi terlebih lagi pada saat alat ukur
tersebut digunakan. Penggunaan alat ukur yang baik dan benar merupakan suatu
cara untuk merawat alat ukur.
Hal-hal yang diperhatikan dalam
menggunakan alat ukur listrik, terutama yang berhubungan dengan perawatan alat
ukur listrik adalah sebagai berikut:
a.
Sebelum menggunakan alat ukur
listrik, pastikan alat ukur dalam keadaan baik. Artinya alat ukur tersebut
dapat mengukur suatu besaran listrik yang semestinya dapat diukur, sebagai
contoh jika hendak mengukur tegangan 220
volt AC, maka alat ukur volt meter AC harus dapat mengukur besaran tegangan tersebut.Jika hasilpengukuran menunjukan
nilai yang tidak wajar, maka alat tersebut tidak layak pakai dan harus
diperbaiki
b.
Jika menggunakan multimeter
atau voltmeter, pastikan saklar pemilih fungsi berada pada posisi yang tepat,
sehingga tidak yterjadi kesalah yang fatal. Sebagai contoh jika hendak mengukur
tegangan 12 volt DC, maka sakelar pemilih fungsi harus ditempatkan pada posisi
tegangan DC dengan batas ukur yang sama dengan 12 volt atau lebih
c.
Pada saat melakukan pengukuran
tegangan DC, harus dipastikan bahwa pemasangangan kabel penghubung (probe)
jangan sampai terbalik. Artinya polaritas tegangan positif harus dihubungkan ke
probe alat ukur berpolaritas positif (+) dan polaritas negatif dihubung ke
probe alat ukur yang berpolaritas negatif.Sebagai contoh dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:
Jika pada saat melakukan pengukuran
terjadi salah pemasangan probe penghubung, maka penunjuk alat ukur alat akan
menyimpang kekiri. Hal ini bisa menyebabkan alat ukur rusak.
a.
Jika terjadi penyimpangan hasil
pengukuran yang berarti, maka alat ukur perlu dikalibrasi. Sebagai contoh
sebelum melakukan pengukuran menggunaka alat ukur kumparan (multimeter) maka
pastikan jarum penunjuk pada posisi nol (sebelah kanan).
b.
Untuk alat ukur yang menggnakan
sumber tegangan AC, jika terdapat sakelar pilih tegangan 110 Volt / 220Volt, maka
pastikan bahwa saklar tepat pada posisi tegangan jala-jala listrik yang
digunakan.
c.
Agar tidak terjadi kasalahan
pembacaan saat pengukuran, terutama jika menggunakan alat ukur analog, pengamat
harus berada posisi tepat didepat alat ukur.
d.
Setelah selesai melakukan pengukuran
menggunakan alat ukur multimeter, sakelar pemlih fungsi harus diposisikan, sakelar diposisikan pada
batas ukur tegangan AC yang paling besar atau jika terdapat sakelar ( Off )
maka diletakan pada posisi Off.
2.
Memperbaiki Alat Ukur
Untuk memperbaiki alat ukur yang
rusak, hendaknya diperlukan skema diagram rangkaian alat ukur tersebut. Dengan
mengetahui bagian-bagian alat akur maka kerusakan dapat dilokalisir. Selain itu
skema diagram dapat bermanfaat untuk mengetahui nilai dari masing-masing
komponen dan mengetahui tata letak komponen yang digunakan.
Kerusakan – kerusakan pada
multimeter
a. Jarum tidak tetap pada posisi nol saat
kedua lead multimeter dihubungsingkatkan
Langkah-langkah dalam mencari
kerusakannya adalah:
ya
Prosedur perbaikannya
Jika
multimeter digunakan untuk mengukur sebuah tahanan, maka alat tersebut harus
dikalibrasi hingga jarum penunjuk tepat pada titik nol dengan memutar pengatur ZERO
ADJ, tetapi jika jarum penunjuk tidak bisa sampai pada titik nol sedangkan
sumber baterai masih kuat dapat dipastikan alat ukurtersebut harusdiperbaiki.
Langkah – langkah:
1) Buka penutup multimeter perhatikan
hubungan pengatur ZERO ADJ yag
terpasang berupa potensiometer jika terdapat solderan yang terlepas, maka harus
disolder kembali.
2) Periksa nilai tahanan dari potensiometer
yang digunakan untuk mengatur ZERO ADJ mungkin nilai tahanannya berubah diakibatkan
korosi atau sudah aus lapisan karbon yang ada dalam potensiometer.Cara
memperbaikinya cukup denganmenggunakan cairan pembersih disemprotkan pada
komponen. Jika ternyata setelah dibersihkan, ternyata jarum masih tidak bisa
diatur pada posisi NOL maka potensiometer ZERO ADJ harus diganti.
Langkah-langkahnya:
1. Jelaskan tujuan merawat alat ukur listrik dan elektronika
2. Sebutkan 5 hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menggunakan alat ukur listrik
dan elektronika
3. Sebutkan kerukan-kerusakan pada multimeter
1. Tujuan merawat alat ukur listrik dan
elektronika adalah agar alat ukur yang
digunakan selalu dalam keadaan layak pakai
2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menggunakan alat ukur listrik dan
elektronika
a. Sebelum menggunakan alat ukur, pastikan
alat ukur dalam keadaan baik
b. Jika menggunakan multimeter, pastikan
saklar pemilih fungsi (selektor) ditempatkan pada posisi yang tepat
c. Pada saat pengukuran tegangan DC, pastikan
polaritas alat ukur tidak terbalik
d. Mengkalibrasi alat ukur sebelum digunakan
e. Pastikan tegangan yang dibolehkan untuk
alat ukur sesua dengan tegangan jala –jala (sumber tegangan)
f. Agar tidak terjadi kesalahan pembacaan
hasil pengukuran, pengamat harus berada pada posisi tepat didepan alat ukur
g. Meletakan posisi jarum penunjuk alat ukur
pada posisi off atau pada batas ukur tegangan AC yang paling tinggi setelah
digunakan
h. Menyimpan alat ukur pada tempat yang
kering dan terhindar debu setelah digunakan
3. Kerusakan – kerusakan pada multimeter
a. Jarum tidak tetap pada posisi nol saat
kedua lead multimeter dihubungsingkatkan
b. Multimeter tidak dapat digunakan untuk
mengukur tegangan AC/DC