Rabu, 06 Juni 2012

Modul Pengukuran Listrik Kelas X Semester II


PETA KEDUDUKAN MODUL

MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN LISTRIK




 
















































GLOSARY



Multimeter      : Alat ukur listrik mengukur tahanan, tegangan dan arus   
Ohmmeter       : Pengukur tahanan                 
Voltmeter        : Pengukur tegangan
Ampermeter    : Pengukur arus
Resistor           : Tahanan/hambatan
Transistor        : Komponen perancangan IC
Dioda                          : Komponen penyearah arus
AC                              : Alternating current (arus bolak-balik)
DC                              : Direct current (arus searah)
Probe                           : Kabel penghubung (hitam dan merah)
Hfe                              : Nilai yang menunjukkan besarnya nilai penguatan transistor
Termokopel                 : Alat ukur yang dapat mengkonversikan arus dan tegangan bolak-
                          balik menjadi arus dan tegangan searah
Osiloskop        : Alat ukur yang memetakan sinyal




























PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL






Rounded Rectangle: P
 
                             
                        Pendahuluan
Rounded Rectangle: BPada bagian ini anda akan menemukan informasi tentang ruang lingkup isi modul, prasyarat mempelajari modul ini serta hasil belajar yang akan dicapai setelah mempelajari modul ini.

Belajar
Rounded Rectangle: LPada bagian ini anda akan mempelajari materi-materi pelajaran.

Latihan
Rounded Rectangle: PpPada bagian ini anda akan mengerjakan soal-soal atau melaksanakan tugas untuk mengukur kemampuan anda terhadap topik pelajaran yang telah dipelajari.

Persiapan Praktek
Rounded Rectangle: PRPada bagian ini anda melaksanakan tugas sebelum pelaksanaan praktek.

Praktek
Rounded Rectangle: EPada bagian ini anda akan melaksanakan praktek.

Evaluasi
Rounded Rectangle: KLPada bagian ini anda mengevaluasi diri, apakah anda telah menguasai tentang isi pembelajaran.

Kunci Latihan
Rounded Rectangle: KEPada bagian ini anda akan menemukan kunci jawaban latihan yang telah anda kerjakan.

Kunci Evaluasi
Pada bagian ini anda akan menemukan kunci jawaban dari evaluasi yang telah anda kerjakan.


MODUL
MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN LISTRIK

Rounded Rectangle: P 




Informasi Yang Dapat Memotivasi Siswa
Alat ukur listrik merupakan salah satu alat yang sangat dibutuhkan dan banyak digunakan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini, salah satunya sebagai alat penerapan contoh pada pusat pembangkit tenaga listrik, bengkel–bengkel, industri, turbin air, pusat-pusat gardu listrik, pusat distribusi listrik dan pusat sentral telepon. Untuk itu sebagai seorang akademis dibidang listrik maka mutlak dan harus menguasai penggunaan alat ukur  listrik.

Deskripsi Judul Modul
Menggunakan Hasil Pengukuran Listrik merupakan modul pembelajaran dan praktikum yang berisi penjelasan tentang alat ukur listrik dan penggunaan, serta prakteknya.
Modul ini terdiri dari 2 (dua) kegiatan belajar, yakni teori dan praktikum. Pembelajaran teori mencakup penjelasan tentang multimeter; karakteristik multimeter; multimeter sebagai ohmmeter, voltmeter, dan ampermeter; memahami osiloskop; memahami alat ukur sistem tenaga listrik; serta merawat dan memperbaiki alat ukur listrik. Dan praktikum mencakup tentang praktek pengukuran listrik. Dengan menguasai modul ini diharapkan peserta didik  mampu melakukan pengukuran  besaran–besaran listrik dengan baik.

Prasyarat
Untuk melaksanakan modul Menggunakan Hasil Pengukuran Listrik ini memerlukan kemampuan awal yang harus dimiliki peserta diklat, yaitu:
1.    Peserta didik telah dapat memahami pengertian dasar mengenai alat ukur listrik dan elektronika
2.    Peserta didik telah memahami dan dapat menerapkan simbol-simbol teknik listrik
3.    Peserta didik mengetahui tentang  komponen-komponen elektronika
4.    Pesarta didik memahami tentang keselamatan kerja

Tujuan Akhir Pembelajaran
1.    Peserta didik memiliki kemampuan untuk mengukur besaran–besaran listrik
2.    Peserta didik dapat menguji komponen–komponen aktif dan pasif
3.    Peserta didik dapat melakukan perawatan dan perbaikan alat ukur listrik dan elektronika






























PETA KEDUDUKAN MODUL









 













































GLOSARY




Multimeter      : Alat ukur listrik mengukur tahanan, tegangan dan arus   
Ohmmeter       : Pengukur tahanan                 
Voltmeter        : Pengukur tegangan
Ampermeter    : Pengukur arus
Resistor           : Tahanan/hambatan
Transistor        : Komponen perancangan IC
Dioda                          : Komponen penyearah arus
Probe                           : Kabel penghubung (hitam dan merah)
Hfe                              : Nilai yang menunjukkan besarnya nilai penguatan transistor
























KEGIATAN I
MULTIMETER DAN BAGIAN-BAGIANNYA, SPESIFIKASI TEKNIS MULTIMETER, DAN METODE PEMAKAIAN MULTIMETER



Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah berakhirnya materi ini peserta didik diharapkan mampu:
1.    Menjelaskan multimeter dan bagian-bagiannya.
2.    Menjelaskan Spesifikasi teknis alat ukur multimeter yang meliputi voltmeter DC, voltmeter AC, Ampermeter DC dan ohmmeter.
3.    Menjelaskan metode pemakaian alat ukur multimeter.




Rounded Rectangle: B
 




A.  Multimeter dan Bagian-bagiannya
Multimeter biasanya juga disebut dengan AVO Meter atau Multimeter. AVO Meter ini adalah singkatan dari Ampermeter, voltmeter dan ohmmeter yang merupakan alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur besaran listrik, seperti tahanan, arus DC (DC mA), tegangan DC (DC Volt), dan tegangan AC (AC Volt). Selain itu, multimeter bisa digunakan untuk menguji komponen elektronika, seperti kapasitor, transistor, dioda dan fet. Oleh karena multimeter dapat mengukur tahanan, tegangan dan arus, maka multimeter dapat dijadikan sebagai ohmmeter yang berfungsi untuk mengukur tahanan, voltmeter yang berfungsi untuk mengukur tegangan, dan ampermeter yang berfungsi untuk mengukur arus. Jadi, Multimeter yang dimaksud adalah gabungan dari tiga buah alat ukur listrik, yaitu ampermeter, voltmeter dan ohmmeter,
Adapun salah satu bentuk nyata dari alat ukur multimeter adalah dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini:





multiman_0
Bagian-bagian Multimeter

Dari gambar di atas, bagian-bagian dari alat ukur multimeter yang harus kita ketahui agar dalam pelaksanaan pengukuran besaran listrik nantinya tidak salah adalah sebagai berikut:
(1)
: Skala meter untuk besaran tahanan dari 0 sampai tak terhingga
(2)
: Skala meter untuk besaran arus dari 0 sampai 250 dan juga untuk tega-

  ngan DC dari 0 sampai 250 atau dari 0 sampai 50 volt serta dapat juga di

  gunakan untuk besaran tegangan arus bolak-balik
(3)
: Jarum penunjuk skala meter untuk menunjukkan kepada kita angka be-

  rapa hasil penunjukkan meter tersebut
(4)
: Skala meter untuk besaran tegangan arus bolak-balik dari 0 sampai 10

  volt
(5)
: Penyetel jarum penunjuk untuk menyetel jarum penunjuk agar pada

  Permulaan mengukur jarum penunjuk tepat menunjuk angka nol pada

  Skala meter
(6)
: Zero adjuster yang gunanya untuk menyetel jarum penunjuk pada angka

  angka nol dalam setiap pengukuran besar suatu tahanan
(7)
: ACV adalah daerah batas ukur untuk pengukuran suatu tegangan AC
(8)
: DCV adalah daerah batas ukur untuk pengukuran suatu tegangan DC
(9)
: DC mA adalah daerah batas ukur untuk pengukuran suatu arus DC
(10)
: Ω adalah daerah batas ukur untuk pengukuran suatu tahanan
(11)
: Selektor atau pemilih yang gunanya untuk memilih daerah batas ukur

  yang dipakai dalam pengukuran
(12)
: Lubang negatif (-) adalah tempat kabel penghubung warna hitam
(13)
: Lubang positif (+) adalah tempat kabel penghubung warna merah


B.  Spesifikasi Teknis Alat Ukur Multimeter
1.    Batas ukur
a)    Tegangan DC: 0 V-0,25 V-2,5 V-10 V- 50 V-500 V-1000V, sensitivitas 20k/V
b)   Tegangan AC: V-10 V- 50 V-250 V-500 V-1000V, sensitivitas 9k/V
c)    Arus DC: 0,50 mA, 5 mA, 50 mA, 0,5 A, drop tegangan 0,3 V
d)   Tahanan DC: x1, x10, x100, x1000, x100K
e)    Pengetes baterai: 0 – 1,5 V dengan laju arus 0,5 A
f)    Hfe transistor: 0 – 1000 untuk transistor NPN dan PNP
g)   Lampu LED sebagai indikator ON dan OFF
h)   Level audio: -10 dB s/d +20 dB (batas ukur DC 10 V)

2.    Ketelitian
a)    Arus DC: 2,5 %
b)   Tegangan DC: 5 %
c)    Tegangan AC: 5 %
d)   Tahanan DC: 2,5 %

C.  Metode Pemakaian Alat Ukur Multimeter
Sebelum melakukan pengukuran, periksalah saklar pemilih fungsi atau saklar batas ukur. Apakah sudah sesuai dengan besaran listrik yang akan diukur atau tidak. Jika terjadi kesalahan penempatan saklar batas ukur, maka alat ukur tidak dapat bekerja atau alat ukur menjadi rusak.
Sebagai contoh, jika kita hendak mengukur tegangan DC/AC yang tidak diketahui besarnya, maka saklar pemilih fungsi harus ditempatkan pada posisi batas ukur yang paling besar. Jika tidak terukur berarti tegangan yang diukur lebih kecil, maka aturlah batas ukur yang lebih kecil hingga dapat menampilkan hasil pengukuran.
Untuk pengukuran tahanan, posisi jarum selain harus tepat pada nol sebelah kiri juga harus tepat pada nol sebelah kanan. Untuk memposisikannya, maka harus dikalibrasi dengan cara menghubungkan kedua probe (merah dan hitam) atau dihubungsingkatkan dan aturlah knob adjust sampai jarum penunjuk tepat pada nol sebelah kanan. Kalibrasi ini harus dilakukan setiap kali pemindahan saklar batas ukur pada posisi ohm.
Pada pengukuran arus dan tegangan jika jarum penunjuk tidak bergerak kemungkinan sakeringnya putus atau kabel probenya tidak terhubung dengan baik. Untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari 150 volt, maka probe merah harus dipindahkan ke posisi 1000 V DC dan ~ 1000 V AC.
Pada pengukuran Hfe transistor, saklar batas ukur harus diletakkan pada posisi ohm x 10 dan letakkan transistor yang akan diukur nilai hfe nya pada socket yang tersedia sesuai dengan kaki-kaki transistor (Basis, Emitor, Colector). Nilai Hfe adalah nilai yang menunjukkan besarnya nilai penguatan transistor.
Untuk menguji baterai yang ada dalam alat ukur, letakkan saklar batas ukur pada posisi BATT 1,5 Volt. Selanjutnya hubungkan kedua probe, jika jarum penunjuk berada pada daerah nol, berarti baterai masih layak pakai, tetapi jika jarum menunjukkan pada daerah bad, berarti baterai harus diganti.

Rounded Rectangle: L 


1.    Apakah yang dimaksud dengan multimeter dan sebutkan fungsinya.
2.    Sebutkan spesifikasi teknis alat ukur dilihat dari batas ukur.
3.    Bagaimanakah cara pemakaian alat ukur multimeter untuk pengukuran arus dan tegangan, dan Hfe transistor ?

Rounded Rectangle: KL 



1.    Multimeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur besaran listrik, seperti tahanan, arus DC (DC mA), tegangan DC (DC Volt), dan tegangan AC (AC Volt). Selain itu, multimeter bisa digunakan untuk menguji kompoenen elektronika, seperti kapasitor, transistor, dioda dan fet. Oleh karena multimeter dapat mengukur tahanan, tegangan dan arus, maka multimeter dapat dijadikan sebagai ohmmeter yang berfungsi untuk mengukur tahanan, voltmeter yang berfungsi untuk mengukur tegangan, dan ampermeter yang berfungsi untuk mengukur arus.

2.    Spesifikasi teknis alat ukur multimeter dilihat dari batas ukurnya adalah:
a.     Tegangan DC: 0 V-0,25 V-2,5 V-10 V- 50 V-500 V-1000V, sensitivitas 20k/V
b.     Tegangan AC: V-10 V- 50 V-250 V-500 V-1000V, sensitivitas 9k/V
c.     Arus DC: 0,50 mA, 5 mA, 50 mA, 0,5 A, drop tegangan 0,3 V
d.     Tahanan DC: x1, x10, x100, x1000, x100K
e.     Pengetes baterai: 0 – 1,5 V dengan laju arus 0,5 A
f.      Hfe transistor: 0 – 1000 untuk transistor NPN dan PNP
g.     Lampu LED sbagai indikator ON dan OFF
h.     Level audio: -10 dB s/d +20 dB (batas ukur DC 10 V)

3.    Cara pemakaian alat ukur multimeter untuk pengukuran arus dan tegangan adalah jika jarum penunjuk tidak bergerak kemungkinan sakeringnya putus atau kabel probenya tidak terhubung dengan baik. Untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari 150 volt, maka probe merah harus dipindahkan ke posisi 1000 V DC dan ~ 1000 V AC. Sedangkan untuk pengukuran Hfe transistor, saklar batas ukur harus diletakkan pada posisi ohm x 10 dan letakkan transistor yang akan diukur nilai hfe nya pada socket yang tersedia sesuai dengan kaki-kaki transistor (Basis, Emitor, Colector). Nilai Hfe adalah nilai yang menunjukkan besarnya nilai penguatan transistor.



































PETA KEDUDUKAN MODUL








 














































GLOSARY



Dioda                 : Komponen penyearah arus
AC                     : Alternating current (arus bolak-balik)
DC                     : Direct current (arus searah)
Termokopel        : Alat ukur yang dapat mengkonversikan arus dan tegangan
                             bolak-balik menjadi arus dan tegangan searah





























KEGIATAN II

KARAKTERISTIK MACAM-MACAM ALAT UKUR, CARA PEMAKAIAN VOLTMETER DAN AMPERMETER, SEBAB-SEBAB KESALAHAN ALAT UKUR, SERTA CARA-CARA MENGHUBUNGKAN VOLTMETER DAN AMPERMETER




Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah berakhirnya materi ini peserta didik diharapkan mampu:
1.    Menjelaskan karakteristik macam-macam alat ukur listrik
2.    Menjelaskan cara-cara pemakaian alat ukur voltmeter dan ampermeter
3.    Menjelaskan sebab-sebab kesalahan alat ukur
4.    Menjelaskan cara-cara menghubungkan alat ukur voltmeter dan ampermeter




Rounded Rectangle: B
 




A.  Karakteristik Macam-macam Alat Ukur Listrik
1.    Alat ukur dengan penyearah
Penyearah adalah sebuah komponen khusus yang akan menghasilkan arus searah jika suatu tegangan bolak-balik ditempatkan pada ujung-ujung nya. Komponen penyearah arus disebut dioda. Lihat gambar 1. Sebuah penyearah arus ideal mempunyai karakteristik arus terhadap tegangan. Bila penyearah diberi tegangan AC yang berbentuk sinus maka arus (I) akan mengalir sebanding dengan (V) pada setengah periode positif. Sedangkan pada setengah periode negatif arus tidak mengalir. Alat ukur yang mengkonversi arus bolak-balik dengan menggunakan penyearah arus mengakibatkan arus AC menjadi DC dan arus ini diukur dengan kumparan putar (lazim disebut penyearah arus). Alat ukur dengan penyearah arus mempunyai kepekaan lebih tinggi daripada alat-alat ukur AC. Kerugiannya adalah tidak dapat mengukur dengan daya beban yang besar, sehingga dipakai untuk alat penunjuk dari alat ukur elektronika.


2.    Alat ukur dengan termokopel
Adalah dua logam yang berbeda yang saling berhubungan pada ujung-ujungnya yaitu J1 dan J2, sehingga membentuk suatu rangkaian. Bila terjadi perbedaan antara temperatur (T1-T2) pada ujung-ujung rangkaian, maka GGL akan terbangkit, yang memungkinkan arus mengalir, elemen ini disebut dengan termokopel dan GGL yang disebut dengan GGL termis. Alat ukur termokopel dapat mengkonversi arus dan tegangan bolak-balik yang akan diukur menjadi arus dan tegangan searah melalui suatu alat ukur kumparan putar.

B.  Cara Pemakaian Alat Ukur Voltmeter dan Ampermeter
Standar Iec NO. 12B-23 menspesifikasikan ketelitian alat ukur penunjuk kedalam delapan bagian, yaitu 0,05; 0,1; 0,2; 0,5; 1; 1,5; 2,5; dan 5 atau dalam persentase kesalahan ±0,05%; ±0,1%; ±0,2%; ±0,5%; ±1%; ±1,5%; ±2,5%; dan ±5%. Untuk mendapatkan nilai dengan ketelitian yang baik maka digunakan batas ukur yang mendekati. Contoh: jika tegangan yang hendak diukur di bawah 10 volt, maka batas ukur yang digunakan adalah 10 volt.
Empat golongan sesuai dengan daerah pemakaian, maka alat ukur digolongkan sebagai berikut:
1.    Alat-alat ukur dari 0,05; 0,1; dan 0,2
Golongan alat ukur dengan ketelitian yang tinggi. Alat ukur ini ditempatkan secara stasioner di dalam laboratorium digunakan untuk pengukuran substandar pada eksperimen-eksperimen yang memerlukan ketelitian tinggi atau untuk menguji alat ukur lainnya.
2.    Alat ukur dari kelas 0,5 digunakan untuk pengukuran-pengukuran presisi dan umumnya portable.
3.    Alat ukur dari kelas 0,1 mempunyai presisi di bawah 0,5 digunakan untuk alat-alat ukur portabel yang kecil.
4.    Alat ukur dari kelas 1,5 atau 2,5 atau 5 digunakan untuk panel-panel besar yang pengukurannya tidak mementingkan hasil pengukuran.

C.  Sebab-sebab Kesalahan Alat Ukur
Dalam pemakaian alat ukur, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1.    Medan magnet luar
2.    Temperatur keliling
3.    Pemanasan sendiri
4.    Pergeseran dari titik nol
5.    Gesekan-gesekan
6.    Umur
7.    Letak alat ukur

D.  Cara-cara Menghubung Alat Ukur Voltmeter dan Ampermeter
              A


                                 12V            V                                         R



Rangkaian alat ukur ampertmeter

Pada gambar 2a, alat ukur amper mengukur arus beban I yang sebenarnya, sedanagkan alat ukur volt memperlihatkan jumlah tegangan antara beban dan kerugian tegangan pada alat ukur.
IR + Ira = I (R + ra)
Dimana: IR = Tegangan beban
              Ira = Tegangan pada alat ukur amper
Rangkaian diatas cocok digunakan pada rangkaian-rangkaian elektronika yang arus bebannya kecil.
                                            A


                   12 V                                     V                 R



Rangkaian alat ukur voltmeter




Pada gambar 2b, alat ukur voltmeter menunjukkan tegangan beban V yang sebenarnya, sedangkan alat ukur amper memperlihatkan jumlah arus beban I dan arus Ia yang melalui alat ukur volt.
Ia =
Untuk pengukuran pada jaringan tenaga arus kuat pada umumnya arus bebannya besar, maka hubungan yang diperlihatkan pada gambar 2b lebih baik.

Rounded Rectangle: L 



1.    Bagaimana cara kerja alat ukur dengan termokopel?
2.    Jelaskan pembagian alat ukur berdasarkan daerah pemakaiannya.
3.    Sebutkan sebab-sebab kesalahan yang terjadi pada alat ukur.
4.    Bagaimana cara menghubungkan alat ukur voltmeter dan ampermeter?

Rounded Rectangle: KL 



1.    Cara kerja alat ukur dengan termokopel adalah Bila terjadi perbedaan antara temperatur (T1-T2) pada ujung-ujung rangkaian, maka GGL akan terbangkit, yang memungkinkan arus mengalir, elemen ini disebut dengan termokopel dan GGL yang disebut dengan GGL termis. Alat ukur termokopel dapat mengkonversi arus dan tegangan bolak-balikyang akan diukur menjadi arus dan tegangan searah melalui suatu alat ukur kumparan putar.

2.    Berdasarkan daerah pemakaiannya, alat ukur listrik dibagi menjadi 4 golongan, yaitu:
a.    Alat-alat ukur dari 0,05; 0,1; dan 0,2
Golongan alat ukur dengan ketelitian yang tinggi. Alat ukur ini ditempatkan secara stasioner di dalam laboratorium digunakan untuk pengukuran substandar pada eksperimen-eksperimen yang memerlukan ketelitian tinggi atau untuk menguji alat ukur lainnya.
b.    Alat ukur dari kelas 0,5 digunakan untuk pengukuran-pengukuran presisi dan umumnya portable.
c.    Alat ukur dari kelas 0,1 mempunyai presisi di bawah 0,5 digunakan untuk alat-alat ukur portabel yang kecil.
d.   Alat ukur dari kelas 1,5 atau 2,5 atau 5 digunakan untuk panel-panel besar yang pengukurannya tidak mementingkan hasil pengukuran.

3.    Sebab-sebab kesalahan yang terjadi pada alat ukur listrik adalah sebagai berikut:
a.    Salah menggunakan alat ukur saat akan mengukur besaran listrik
b.    Polaritasnya terbalik.

4.    Cara menghubungkan alat ukur ampermeter pada suatu rangkaian adalah dipasang secara seri dengan beban, sedangkan alat ukur voltmeter dipasang secara paralel terhadap beban.







































PETA KEDUDUKAN MODUL








 














































GLOSARY



Multimeter         : Alat ukur listrik mengukur tahanan, tegangan dan arus   
Ohmmeter          : Pengukur tahanan             
Voltmeter           : Pengukur tegangan
Ampermeter       : Pengukur arus
Resistor              : Tahanan/hambatan











































KEGIATAN III

MENGGUNAKAN ALAT UKUR MULTIMETER


Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah berakhirnya materi ini peserta didik diharapkan mampu:
1.    Menghitung resistor berdasarkan kode warna
2.    Menggunakan alat ukur multimeter sebagai ohmmeter
3.    Mengukur tahanan
4.    Menguji kapasitor, dioda, transistor dan fet
5.    Menggunakan alat ukur multimeter sebagai voltmeter
6.    Menggunakan alat ukur multimeter sebagai ampermeter


Rounded Rectangle: B 


A.  Multimeter
Multimeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur besaran listrik, seperti tahanan, arus DC (DC mA), tegangan DC (DC Volt), dan tegangan AC (AC Volt). Selain itu, multimeter bisa digunakan untuk menguji kompoenen elektronika, seperti kapasitor, transistor, dioda dan fet. Oleh karena multimeter dapat mengukur tahanan, tegangan dan arus, maka multimeter dapat dijadikan sebagai ohmmeter yang berfungsi untuk mengukur tahanan, voltmeter yang berfungsi untuk mengukur tegangan, dan ampermeter yang berfungsi untuk mengukur arus.
multiman_0

Multimeter Analog     
1.    Multimeter sebagai ohmmeter
Bila range saklar pemilih fungsi diletakkan pada posisi ohm, maka multimeter dapat digunakan untuk:
·      Mengukur nilai tahanan suatu resistor
·      Menguji suatu rangkaian terhubung atau tidak
·      Menguji komponen dioda, kapasitor, transistor, dan fet

a.    Resistor
Jika hendak mengalirkan listrik dari titk A ke titik B maka kita tidak menghendaki adanya  tahanan  dalam kawat penghantar yang digunakan. Tetapi dalam praktek elektronika justru sering kali kita memerlukan, misalnya digunakan untuk mengecilkan arus. Guna memperoleh tahanan tersebut  maka kita membutuhkan suatu komponen yang disebut resistor. Nilai resistor dapat diketahui antara lain dengan cara membaca kode warna pada badan resistor, seperti contoh  


 
                                                                                                                                  
                                         
                                           AB CD
Keterangan:
A. Menentukan nilai resistor angka pertama
B. Menentukan nilai resistor Angka kedua
C. Menentukan faktor pengali
D. Menentukan toleransi

kode Warna
Gelang ke-1 dan Ke-2
Gelang ke-3
Faktor pengali
Gelang ke-4
Toleansi (%)
Hitam
0
                            1 
2
Coklat
1
                          10
1
Merah
2
                        100
2
Orange
3
                      1000
3
Kuning
4
                    10000
4
Hijau
5
                  100000
5
Biru
6
                1000000
6
Ungu
7
              10000000
7
Abu-abu
8
            100000000
8
Putih
9
          1000000000
9
Emas
-
                        0,1
5
Perak
-
                        0,1
10
           
Contoh: Resistor dengan kode warna  sebagai berikut
                                                                                                                                                                                                                       
                                                                                                                                         
                                                                          Emas
                                                                          Hitam
                                                                          Hijau
                                                                          Orange
                        Dari warna di atas dapat diketahui nilai resistornya:
            Warna Orange = 3
            Warna Hijau    = 5
            Warna Hitam   = 0
                  Warna emas     = 5 %
Sehingga nilai resistornya adalah 35 x 100   =  35 ohm dengan nilai toleransi 5 %.

b.   Pengukuran Resistor
Untuk mengukur resistor digunakan sebuah alat ukur yang disebut ohmmeter.


 
                       
                                       
                                                       Simbol ohm meter

Jika digunakan sebuah multimeter untuk pengukuran resistor maka hal- hal yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.    Saklar selektor (saklar pilih) di letakkan pada saklar batas ukur / range ohm. Range ini lazim ditandai dengan Rx1; Rx10; Rx100; Rx1000 (1K)
2.    Satu kawat ditanamkan pada lobang yang bertanda – ( COMMON ) sebaiknya dipilih warna hitam. Kawat yang lain ditanamkan pada lobang yang bertanda + sebaiknya menggunakan warna merah.
3.    Keterangan : Warna kawat – kawat tersebut tidak ada arti khusus hanya untuk membedakan saja. Untuk pengukuran selanjutnaya dibiasakan meneggunakan warna-warna kawat ini.
4.    Kedua ujung – ujung dari kawat dihubungsingkatkan, maka jarum penunjuk akan menyimpang ke kanan .Dengan tombol pengatur – nol (zero-adjust) atur supaya jarum penunjuk berada tepat pada 0 (nol). Hal ini  dinamakan “ me-nol-kan” alat ukur.
5.    Lepaskan kedua kawat penghantar dan siap untuk mengukur besarnya nilai resistor
6.    Selanjutnya resistor yang diukur ditempatkan pada kedua titik – titik terminal kawat merah dan kawat hitam
multiman_0                                                           
                                                


                             Cara pembacaan hasil pengukuran
                   scale
Misalkan dalam pengukuran tahanan menggunkan range x 100 dengan posisi  jarum penunjuk berada seperti  gambar diatas maka hasil pembacaan dari pengukuran tahanan adalah sebesar :
1 (satu garis) pada angka yang berada antara 20 dan 30 bernilai 2, maka dapat dinyatakan bahwa jarum berada pada angka 26 dengan range x 100 menjadi 26 x 100 = 2600 ohm.

c.    Pengujian Dioda
Multimeter juga dapat digunakan untuk pengujian dioda dimana sebuah dioda mempunyai polaritas anoda (+) dan katoda (-)

               Anoda           Katoda
                                               A                              K

          Pengujian sebuah dioda dengan multimeter analog:

1.  Letakan multimeter analog kejangkar ukur resistansi rendah seperti×10
                                  multiman_0
                                                   Katoda                         Anoda
                 
2.  Hubungkan ujung hitam (+) ke katoda dan warna merah (-) ke anoda. Arti pada kaki katoda diberi tegangan negatif dan pada kaki anoda diberi tegangan positif bearti dioda diberi tegangan maju (forward) dan dioda akan konduksi/mengalirkan arus.Pada keadaan forwad bias maka jarum penunjuk akan menyimpang kekanan,tetapi jika keadaan diatas dibalik maka  jarum penunjuk akan menunjukan nilai tahanan yang lebih besar dan jarum tidak bergerak.
3.  Jika pada pengujian dioda ini ternyata jarum penunjuk menunjukan nilai tahanan yang sama pada saat diberi forward bias maupun reverse bias,dapat dipastikan bahwa dioda telah rusak

d.   Pengujian Transistor
Transistor merupakan komponen semikonduktor berasal dari kata transfer (perpindahan) dan resistor (perlawanan ) dengan arti kata merupakan perubahan perlawanan atau muatan. Transistor merupakan salah satu komponen untuk perancangan pembuatan IC (integrated circuit). Transistor terdiri dari dua jenis NPN dan PNP dan memiliki 3 buah kaki elektroda yaitu Basis (B), Colektor (C) dan Emitor (E)                                                                                                                                C                                                     C

                 B                                                                B                                                                            


                                    E                                                            E       

               E                                               C           E                                               C             

                                   B                                                             B


                      E                               C                              E                                C
                                                                                                               
                                    B                                                                 B

              Rangkaian ekuivalen Dioda NPN           Rangkaian ekuivalen Dioda PNP
         
Cara pengujian transistor:
Letakan multimeter analog ke jangkar ukur resistansi rendah seperti ×10 x100 atau x 1K. Perhatikan tabel

Probe
Kaki A
Kaki B
Kaki C
Keterangan
Merah
Hitam
Merah
Hitam
-
-
-
-
-
-
-
-
Jarum bergerak

Jarum tidak bergerak
1.    Pada tabel diats berarti kaki basis pada a karena probe warna hitam tetap di A dan probe warna merah dihubungkan kekaki B kemudian dihubungkan kekaki C pada kondisi diatas jarum alat ukur bergerak kekanan.Maka kaki basis di A
2.    Selain hubungan probe dengan kaki transistor seprti tabel diatas ternyata kondisi jarum penunjuk tetap bergerakmaka dipastikan transistor dalam keadaan rusak
Cara menentukan kaki transistor
                                                                   B

                                                     A


                                                                    C
1.    Jenis transistor diats adalah NPN, berarti basisnya berpolaritas positif sedangkan kaki yang lain negatif.
2.    Hubungkan probe warna merah ke B dan warna hitam ke C kemudian hubungkan  A ke B dengan menggunakan tangan.Jarum penunjuk akan menyimpang kekanan, hal ini terjadi karena basis (A) mendapat bias maju (forward) dari B ke A melalui tangan dapat dipastikan bahwa B adalah basis transistor.

e.    PENGUJIAN FET
FET adalah jenis transistor yang cara kerja memanfaatkan efek medan, sehingga sering disebut dengan transistor efek medan.Menguji FET berbeda dengan menguji transistor biasa (Bipolar). FET memiliki dua kanal yaitu P dan N. Untuk menentukan jenis FET dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
                                                          multiman_0                                
                                                D
                      G                                                                                                          
                        

                                               S
1.    Letakan saklar baas ukur pada posisi ohm meter x 10 atau x 1K
2.    Hubungkan probe positif (+) pada gerbang G dan Probe negatif (-) pada S
a.     Jika jarum alat ukur tidak menyimpang, berarti adalah FET kanal N
b.    Jika jarum alat ukur menyimpang kekanan berarti FET kanal P

2.    Multimeter sebagai voltmeter
Salah satu fungsi multimeter adalah untuk mengukur tegangan DC dan AC. Cara menggunakannya adalah dengan memindahkan saklar pemilih fungsi ke posisi DC Volt untuk mengukur tegangan DC dan AC Volt untuk mengukur tegangan AC.
Untuk mengukur tegangan caranya yaitu dengan menghubungkan alat ukur voltmeter secara paralel terhadap beban yang hendak diukur nilai tegangannya, seperti terlihat pada gambar berikut:
                                   R1   


                                +
                                          Vs                      RL                  
                                 -                                        
                               



Sebelum melakukan pengukuran, pergunakanlah batas ukur yang lebih besar sebagai langkah awal pengukuran tegangan, selanjutnya jika alat ukur mampu mengukur atau sukar dibaca, maka besar batas ukur dapat diturunkan ke level batas ukur yang lebih kecil.
Resistor bisa dirangkai secara seri dan paralel. Semua rangkaian seri gunanya untuk pembagi tegangan. Pembagi tegangan ini biasanya digunakan sebagai rangkaian “bias” pada beberapa rangkaian transistor. Dibawah ini menunjukkan 4 buah resistor yang dirangkai secar seri dengan menggunakan sumber DC.
                 R1                R2                R3                R4



                                    V1                V2                V3                V4


                                                               +         -  V DC

Setiap rangkaian DC seri mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a.    Arus yang mengalir hanya memiliki satu jalan
b.    Semua komponen dihubungkan dari ujung ke ujung
c.    Arus hanya mengalir ke satu arah
Jumlah nilai tahanan total dalam rangkaian tersebut adalah:
Rt =  R1 + R2 + R3 + R4
Jumlah tegangan yang terdapat pada rangkaian adalah sama dengan jumlah tegangan yang didrop pada tiap-tiap tahanan, yaitu:
Vt = V = I.R1 + I.R2 + I.R3 + I.R4
Atau V = I.R
3.    Multimeter sebagai ampermeter
Sebuah resistor dihubungkan dengan sumber tegangan listrik akan menjadi rangkaian tertutup dalam rangkaian tersebut mengalir arus listrik terus menerus selama sumber tegangan masih memberikan catu tegangan.
Untuk menghitung tegangan, arus dan resistansi dapat dilakukan dengan menggunakan rumus yang diturunkan dari hukum ohm, yaitu V = I.R dimana:
V = tegangan yang terjadi pada resistor (Volt)
I  = Arus listrik (Ampere)
R = Tahanan (Ohm)
Besarnya arus pada sebuah rangkaian paralel dari sebuah resistor yang dicatu dengan sumber tegangan merupakan jumlah dari setiap resistor. Untuk menghitung arus yang mengalir pada rangkaian, maka dapat dilakukan dengan menggunakan rumus yang diturunkan dari hukum kirchoff I, yaitu: I = i1 + i2.


 





                                             220Ω           470Ω           100Ω

Rounded Rectangle: L 



2.    Jelaskan cara menggunakan multimeter sebagai ohm meter
3.    Tentukan nilai maksimum dan  nilai minimum dari tahanan dibawah ini:                                                   
                                                                                
                                    
                                                                              
                                                                          Emas
                                                                          Kuning
                                                                          Hijau
                                                                          Merah
4.    Jelaskan cara menguji dioda
5.    Jelaskan cara menguji transistor
6.    Jika suatu rangkaian diketahui R1 = 3 ohm, R2 = 1 ohm, R3 = 2 ohm dan R4 = 4 ohm, yang dihubungkan secara seri. Hitunglah Rtotal dan tegangan pada setiap tahanan bila tegangan baterai sebesar 10 volt
7.    Diketahui dari hasil pengukuran V = 25 volt dan Rtotal = 500 ohm, hitunglah besar arus yang mengalir

Rounded Rectangle: KL 



1.      Cara menggunakan multimeter sebagai ohmmeter adalah:
a.       Saklar selektor (saklar pilih) di letakkan pada saklar batas ukur / range ohm. Range ini lazim ditandai dengan Rx1; Rx10; Rx100; Rx1000 (1K)
b.      Satu kawat ditanamkan pada lobang yang bertanda – (COMMON) sebaiknya dipilih warna hitam. Kawat yang lain ditanamkan pada lobang yang bertanda + sebaiknya menggunakan warna merah.
c.       Keterangan : Warna kawat – kawat tersebut tidak ada arti khusus hanya untuk membedakan saja. Untuk pengukuran selanjutnaya dibiasakan meneggunakan warna-warna kawat ini.
d.      Kedua ujung-ujung dari kawat dihubungsingkatkan, maka jarum penunjuk akan menyimpang ke kanan .Dengan tombol pengatur – nol (zero-adjust) atur supaya jarum penunjuk berada tepat pada 0 (nol). Hal ini  dinamakan “ me-nol-kan” alat ukur.
e.       Lepaskan kedua kawat penghantar dan siap untuk mengukur besarnya nilai resistor
f.       Selanjutnya resistor yang diukur ditempatkan pada kedua titik – titik terminal kawat merah dan kawat hitam

2.      Dari soal no.2, maka dapat diperoleh nilai maksimum dan minimum tahanannya, yaitu:
      Cincin ke-1  berwarna Kuning      =  4
      Cincin ke-2  berwarna Hijau         =  5
      Cincin ke-3  berwarna Merah        =  2
      Cincin ke-4  berwarna Emas         =  5 % (untuk nilai toleransi)
      Nilai tahanan  = 23 x 102   ±    5%
      Nilai maksimum 2300 + ( 5% x 2300) ohm = 2300 + 115 = 2415
      Nilai Minimum 2300 - ( 5% x 2300) ohm    = 2300 – 115 = 2185
3.      Cara menguji dioda adalah:
a.       Letakan multimeter analog kejangkar ukur resistansi rendah seperti×10
b.      Hubungkan ujung hitam (+) ke katoda dan warna merah (-) ke anoda. Arti pada kaki katoda diberi tegangan negatif dan pada kaki anoda diberi tegangan positif bearti dioda diberi tegangan maju (forward) dan dioda akan konduksi/mengalirkan arus.Pada keadaan forwad bias maka jarum penunjuk akan menyimpang kekanan,tetapi jika keadaan diatas dibalik maka  jarum penunjuk akan menunjukan nilai tahanan yang lebih besar dan jarum tidak bergerak.
c.       Jika pada pengujian dioda ini ternyata jarum penunjuk menunjukan nilai tahanan yang sama pada saat diberi forward bias maupun reverse bias, dapat dipastikan bahwa dioda telah rusak.
4.      Cara menguji transistor adalah dengan cara meletakkan multimeter analog ke jangkar ukur resistansi rendah seperti ×10 x100 atau x 1K.

5.      Rt = R1 + R2 + R3 + R4
           = 3 ohm + 1 ohm + 2 ohm + 4 ohm
           = 10 ohm

        I  = V/R = 10 volt / 10 ohm = 1 ampere
   
        VR1 = I.R1 = 1 A . 3 ohm = 3 volt
        VR2 = I.R2 = 1 A . 1 ohm = 1 volt
        VR3 = I.R3 = 1 A . 2 ohm = 2 volt
        VR4 = I.R4 = 1 A . 4 ohm = 4 volt

6.       I = V/R = 25 volt / 500 ohm = 0,5 A
















PETA KEDUDUKAN MODUL








 














































GLOSARY




Osiloskop                    : Alat untuk memetakan sinyal listrik
Probe                          : Kabel penghubung
Pengendali intensitas  : Pengatur intensitas cahaya gambar
Pengendali intensitas  : Pengatur ketajaman gambar
Pengendali trigger      : Pengatur tampilan gambar menjadi tampak diam





























    KEGIATAN IV

MENGOPERASIKAN OSILOSKOP



Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah berakhirnya materi ini peserta didik diharapkan mampu:
4.    Mengenal alat ukur osiloskop
5.    Mengkalibrasi osiloskop
6.    Menggugunakan osiloskop untuk mengukur tegangan
7.    Menggunakan osiloskop untuk mengukur frekuensi




Rounded Rectangle: B
 





1.    Definisi
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Pada kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana sinyal berubah terhadap waktu.
Contoh beberapa kegunaan osiloskop:
a.    Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya
b.    terhadap waktu.
c.    Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
d.   Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik.
e.    Membedakan arus AC dengan arus DC.
f.     Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan
g.    Hubungannya terhadap waktu.
Osiloskop dikelompokkan menjadi dua bagian berdasarkan cara kerjanya, yaitu:
a.    Osiloskop analog
b.    Osiloskop digital




2.    Spesifikasi osiloskop
a.    Vertikal deflection
1)   Faktor defleksi          : 12 pengaturan dari 15mV sampai 20mV/Div pada
     step 1-2-5 dengan tombol yang baik
2)   Lebar frekuensi         : 1 MΩ dengan penempatan 20pf  ± 3 p (maks input
             600Vp-p  atau 300 VDC + AC peak)
3)   Impedansi input        : 20MHz (-3bB) untuk DC Hz – 20MHz(-3dB)
             untuk AC
4)   Waktu aktif               : Kurang dari 17 nSec
5)   Mode operasi            : CH-A, CH-B, DUAL dan ADD
6)   Frekuensi sukor         : Kira-kira 200KHz
7)   Pemisah kanal           : Lebih besar dari 60dB atau sekitar 1 KHz
8)   Polaritas                    : Dapat dibalik
b.    Time base
1)   Jenis                          : Otomatis trigger
2)   Waktu lacak              : 0,2 µSec sampai 0,,4 Sec/Div
3)   Pembesaran               : x 5 untuk semua ukuran
4)   Lineritas                    : Kurang dari 3 %
c.    Triggering
1)   Sensitivitas               : INT 2 Div atau lebih EXT 1 Vp-p atau lebih
2)   Sumber                     : INT, CH-B, Line atau EXT
3)   Level trigger             : Positif dan negatif, untuk kontrol level variabel
                                    tekan tombol AUTO
4)   Batas Ukur               : 20Hz – 20MHz atau lebih
d.    Horizontal deflection    
1.      Faktor defleksi         : 5mV – 20 V/Div
2.      Respon frekuensi     : 1MHz (-3dB) untuk DC
3.      Impedansi input       : 1MΩ
4.      Tegangan input        : 300 VDC + AC peak atau 600 Vp-p
5.      Operasi X – Y          : Model X – Y dengan memilih saklar sweep
             time/Div CH-A untuk  Y dan C-B untuk X
6.      Intensitas modulasi  : Z  Axis ; TTL level (3Vp-p ~ 50V)
e.    Spesifikasi lain
Tegangan tinggi CRT    : Kira-kira 2 KV
Tegangan Kalibrasi        : 0,5 Vp-p ± 5%, 1KHz gelombang persegi
Berat                              : Kira-kira 7 Kg
Dimensi                         : P= 435mm, L = 356mm, T = 147 mm

3.    Bentuk Fisik osiloskop
            osiloskop
                                           Osiloskop Analog

panel_osiloskop
                                                Panel Kendali





4.    Bagian oslioskop
a.    Probe
Adalah kabel penghubung yang ujungnya diberi penjepit, dengan penghantar kerkualitas, dapat meredam sinyal-sinyal gangguan, seperti sinyal radio atau noise yang kuat. Ada dua terminal penghubung pada probe, yaitu ujung probe dan kabel ground yang biasanya dipasangi capit buaya. Pada prakteknya capit buaya tersebut dihubungkan dengan bagian ground pada rangkaian, seperti chasis logam, dan sentuhkan ujung probe pada titik   yang dites pada rangkaian

KALIBRASI PADA PROBE
Pada umumnya, tiap osiloskop sudah dilengkapi sumber sinyal acuan untuk kalibrasi. Sebagai contoh, osiloskop GW tipe tertentu mempunyai acuan gelombang persegi dengan amplitudo 2V peak to peak dengan frekuensi 1 KHz. Misalkan kanal 1 yang akan dikalibrasi, maka BNC probe dihubungkan ke terminal masukan kanal 1.

b.    Pengendali intensitas
  Digunakan untuk mengatur intensitas cahaya gambar gelombang yang ditampilkan pada monitor osiloskop. Bila anda menambahkan kecepatan sapuan (sweep speed) pada osiloskop analog, maka anda harus meningkatkan pula tingkat intensitas.

c.    Pengendali fokus
Digunakan untuk mengatur ketajaman gambar gelombang. Pengendali ini hanya terdapat pada osiloskop analog.

d.    Pengendali vertikal
 Digunakan untuk merubah posisi dan skala gelombang secara vertikal. Osiloskop memiliki pula pengendali untuk mengatur masukan coupling dan kondisi sinyal lainnya yang dibahas pada bagian ini. Gambar 1 menunjukkan tampilan panel depan dan menu on-screen untuk kontrol vertikal.
1)        Tombol posisi vertikal digunakan untuk menggerakkan gambar    gelombang pada layar ke arah atas atau ke bawah.
2)        Tombol Volts / div mengatur skala tampilan pada arah vertikal. Pemilihan posisi. Misalkan tombol Volts/Div diputar pada posisi 5 Volt/Div, dan layar monitor terbagi atas 8 kotak (divisi) arah vertikal. Berarti, masing-masing divisi (kotak) akan menggambarkan ukuran tegangan 5 volt dan seluruh layar dapat menampilkan 40 volt dari dasar sampai  atas. Jika tombol tersebut berada pada posisi 0.5 Volts/dDiv, maka layar dapat menampilkan 4 volt dari bawah sampai atas, dan seterusnya. Tegangan maksimum yang dapat ditampilkan pada layar adalah nilai skala yang ditunjukkan pada tombol Volts/Div dikali dengan jumlah kotak vertikal. Jika probe yg digunakan menggunakan faktor pelemahan 10x, maka tegangan yang terbaca harus dikalikan 10.Coupling merupakan metoda yang digunakan untuk menghubungkan sinyal elektrik dari suatu sirkuit ke sirkuit yang lain. Pada kasus ini, masukan coupling merupakan penghubung dari sirkuit yang sedang di tes dengan osiloskop. Coupling dapat ditentukan/diset ke DC, AC, atau   ground. Coupling AC menghalangi sinyal komponen DC   sehingga terlihat bentuk gelombang terpusat pada 0 volts.
       Pada osiloskop analog, misal dua kanal, ada dua cara untuk menampilkan sinyal gelombang secara bersamaan. Mode bolak-balik (alternate) menggambar setiap kanal secara bergantian. Mode ini digunakan dengan kecepatan sinyal dari medium sampai dengan kecepatan tinggi, ketika skala times/div di set pada 0.5 ms atau lebih Mode chop menggambar bagian-bagian kecil pada setiap sinyal ketika terjadi pergantian kanal. Karena pergantian kanal terlalu cepat untuk diperhatikan, sehingga bentuk gelombang tampak kontinu. Untuk mode ini biasanya digunakan dengan sinyal lambat dengan kecepatan sweep 1ms per bagian atau kurang.
       Osilioskop juga memiliki sistem kerja untuk menjumlahkan dua buah fungsi gelombang bersama-sama, sehingga menciptakan tampilan bentuk gelombang baru. Osiloskop analog menggabungkan sinyal-sinyal sedangkan osiloskop digital membentuk sinyal baru secara matematik.

e.    Pengendali Horizontal
   Digunakan pengendali horizontal untuk mengatur posisi horizontal
1)   Tombol Posisi
     Tombol posisi horizontal menggerakkan gambar gelombang dari sisi kiri ke kanan atau sebaliknya sesuai keinginan kita pada layar.


2)   Tombol Time / Div ( time base control)
     Tombol kontrol Time/div memungkinkan untuk mengatur skala horizontal. Sebagai contoh, jika skala dipilih 1 ms, berarti tiap kotak(divisi) menunjukkan 1 ms dan total layar menunjukkan 10 ms(10 kotak horisontal). Jika satu gelombang terdiri dari 10 kotak, berarti periodanya adalah 10 ms atau frekuensi gelombang tersebut adalah 100 Hz. Mengubah Time/div membuat kita bisa melihat interval sinyal lebih besar atau lebih kecil dari semula, pada layar osiloskop, gambar gelombang akan ditampilkan lebih rapat atau renggang.

f.      Pengendali Trigger
Trigger digunakan untuk membuat tampilan gambar menjadi tampak diam. Pengendali trigger membuat kita dapat menstabilkan pengulangan sinyal/gelombang dan menangkap satu bagian gelombang berjalan.
Level tegangan trigger sebenarnya tidak bisa dilihat. Tombol trigger digunakan untuk mengatur level tegangan tersebut, dalam hal ini itampilkan dengan scrollbar.
Teknik pemicuan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pemicuan tepi (edge triggering) adalah dasar dan jenis yang umum dilakukan dalam tehnik pemicuan.
Rangkaian trigger berperilaku seperti komparator. Saat sinyal trigger cocok dengan setting yang dilakukan maka osiloskop melakukan trigger.

5.    Pengukuran Tegangan
Tegangan adalah besar beda potensial listrik, dinyatakan dalam Volt, antara dua titik pada rangkaian. Biasanya salah satu titiknya adalah titik ground, tapi tidak selalu. Tegangan juga diukur dari puncak ke puncak, yaitu dari titik puncak maksimum ke titik muncak minimum. Dan kita harus hati-hati menspesifikasikan tegangan apa yang dimaksud.
Pada dasarnya osiloskop adalah alat ukur tegangan. Sekali anda mengukur tegangan, maka besaran lain bisa di ketahui melalui penghitungan. Sebagai contoh pengukuran arus dengan menerapkan hukum Ohm arus dapat diketahui melalui pengukuran tegangan dan membaginya dengan besar hambatan yang digunakan. Penerapan penghitungan juga bisa dilakukan untuk arus AC tetapi tentunya akan lebih rumit,tetapi pada intinya adalah bahwa dengan mengukur tegangan sebagai langkah awal, maka besaran lain dapat diketahui melalui penghitungan. Pengukuran tegangan dilakukan dengan menghitung jumlah pembagi yang meliputi muka gelombang pada bagian skala vertikal. Atur sinyal dengan mengubah-ubah kontrol vertikal dan untuk lebih pengukuran terbaik pilihlah Pengukuran Waktu dan Frekuensi. Ambil waktu pengukuran dengan menggunakan skalahorizontal pada osiloskop. Pengukuran waktu meliputi perioda, lebar pulsa(pulse width), dan waktu dari pulsa. Frekuensi adalah bentuk resiprok dari perioda, jadi dengan mengukur perioda frekuensi akan diketahui, yaitu satu per perioda.Pengukuran Fasa Fase gelombang adalah lamanya waktu yang dilalui dimulai dari satu loop hingga awal dari loop berikutnya. Diukur dalam derajat. Phase shift menjelaskan perbedaan dalam pewaktuan antara dua atau lebih sinyal periodik yang identik. Salah satu cara mengukur beda fasa adalah penggunakan mode XY. Yaitu dengan memplot satu sinyal pada bagian vertikal(sumbu Y) dan sinyal lain pada sumbu horizontal(sumbu X). Metoda ini akan bekerja efektif jika  kedua sinyal yang digunakan adalah sinyal sinusiodal.

Rounded Rectangle: L 


1.    Jelaskan definisi osiloskop
2.    Sebutkan Bagian-bagian Osiloskop
3.    Sebutkan fungsi Osiloskop



Rounded Rectangle: KL 




1.    Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik

2.    Bagian Osiloskop
a.    Probe
b.    Pengendali intensitas
c.    Pengendali fokus
d.   Pengendali vertikal
e.    Pengendali horizontal
f.     Pengedali trigger



3.    Osiloskop digunakan untuk:
a.    Melihat bentuk gelombang tegangan
b.    Mengukur harga-harga momen dari tegangan bentuk sinus maupun bukan
c.    Melihat bentuk sinyal frekuensi



































PETA KEDUDUKAN MODUL








 














































GLOSARY



Perawatan     : Merawat agar alat ukur listrik dan elektronika yang dipakai selalu
                       dalam keadaan layak
Perbaikan      : Memperbaiki alat ukur listrik dan elektronika agar tetap bisa
                       digunakan































    KEGIATAN V

MERAWAT DAN MEMPERBAIKI ALAT UKUR LISTRIK


Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah berakhirnya materi ini peserta didik diharapkan mampu:
1.    Peserta didik dapat merawat alat ukur listrik dan elektronika
2.    Peserta didik dapat memperbaiki alat ukur listrik dan elektronika

Rounded Rectangle: B 



1.    Merawat Alat Ukur Listrik
Merawat alat ukur listrik bertujuan agar alat ukur yang dipakai selalu dalam keadaan layak pakai. Merawat alat ukur tidak saja dalam keadaan tidak dipakai tetapi terlebih lagi pada saat alat ukur tersebut digunakan. Penggunaan alat ukur yang baik dan benar merupakan suatu cara untuk merawat alat ukur.
Hal-hal yang diperhatikan dalam menggunakan alat ukur listrik, terutama yang berhubungan dengan perawatan alat ukur listrik adalah sebagai berikut:
a.    Sebelum menggunakan alat ukur listrik, pastikan alat ukur dalam keadaan baik. Artinya alat ukur tersebut dapat mengukur suatu besaran listrik yang semestinya dapat diukur, sebagai contoh jika hendak mengukur tegangan  220 volt AC, maka alat ukur volt meter AC harus dapat mengukur besaran tegangan  tersebut.Jika hasilpengukuran menunjukan nilai yang tidak wajar, maka alat tersebut tidak layak pakai dan harus diperbaiki
b.    Jika menggunakan multimeter atau voltmeter, pastikan saklar pemilih fungsi berada pada posisi yang tepat, sehingga tidak yterjadi kesalah yang fatal. Sebagai contoh jika hendak mengukur tegangan 12 volt DC, maka sakelar pemilih fungsi harus ditempatkan pada posisi tegangan DC dengan batas ukur yang sama dengan 12 volt atau lebih
c.    Pada saat melakukan pengukuran tegangan DC, harus dipastikan bahwa pemasangangan kabel penghubung (probe) jangan sampai terbalik. Artinya polaritas tegangan positif harus dihubungkan ke probe alat ukur berpolaritas positif (+) dan polaritas negatif dihubung ke probe alat ukur yang berpolaritas negatif.Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

            multiman_0


Jika pada saat melakukan pengukuran terjadi salah pemasangan probe penghubung, maka penunjuk alat ukur alat akan menyimpang kekiri. Hal ini bisa menyebabkan alat ukur rusak.
a.    Jika terjadi penyimpangan hasil pengukuran yang berarti, maka alat ukur perlu dikalibrasi. Sebagai contoh sebelum melakukan pengukuran menggunaka alat ukur kumparan (multimeter) maka pastikan jarum penunjuk pada posisi nol (sebelah kanan).
b.    Untuk alat ukur yang menggnakan sumber tegangan AC, jika terdapat sakelar pilih tegangan 110 Volt / 220Volt, maka pastikan bahwa saklar tepat pada posisi tegangan jala-jala listrik yang digunakan.
c.    Agar tidak terjadi kasalahan pembacaan saat pengukuran, terutama jika menggunakan alat ukur analog, pengamat harus berada posisi tepat didepat alat ukur.
d.   Setelah selesai melakukan pengukuran menggunakan alat ukur multimeter, sakelar pemlih fungsi  harus diposisikan, sakelar diposisikan pada batas ukur tegangan AC yang paling besar atau jika terdapat sakelar ( Off ) maka diletakan pada posisi Off.

2.    Memperbaiki Alat Ukur
Untuk memperbaiki alat ukur yang rusak, hendaknya diperlukan skema diagram rangkaian alat ukur tersebut. Dengan mengetahui bagian-bagian alat akur maka kerusakan dapat dilokalisir. Selain itu skema diagram dapat bermanfaat untuk mengetahui nilai dari masing-masing komponen dan mengetahui tata letak komponen yang digunakan.

Kerusakan – kerusakan pada multimeter
a.    Jarum tidak tetap pada posisi nol saat kedua lead multimeter dihubungsingkatkan
Langkah-langkah dalam mencari kerusakannya adalah:




 





                  ya        
                                                                                             


Prosedur perbaikannya
Jika multimeter digunakan untuk mengukur sebuah tahanan, maka alat tersebut harus dikalibrasi hingga jarum penunjuk tepat pada titik nol dengan memutar pengatur ZERO ADJ, tetapi jika jarum penunjuk tidak bisa sampai pada titik nol sedangkan sumber baterai masih kuat dapat dipastikan alat ukurtersebut harusdiperbaiki.
Langkah – langkah:
1)   Buka penutup multimeter perhatikan hubungan pengatur ZERO ADJ  yag terpasang berupa potensiometer jika terdapat solderan yang terlepas, maka harus disolder kembali.
2)   Periksa nilai tahanan dari potensiometer yang digunakan untuk mengatur ZERO ADJ  mungkin nilai tahanannya berubah diakibatkan korosi atau sudah aus lapisan karbon yang ada dalam potensiometer.Cara memperbaikinya cukup denganmenggunakan cairan pembersih disemprotkan pada komponen. Jika ternyata setelah dibersihkan, ternyata jarum masih tidak bisa diatur pada posisi NOL maka potensiometer ZERO ADJ  harus diganti.






Langkah-langkahnya:









Rounded Rectangle: L
 






















1.    Jelaskan tujuan merawat alat ukur listrik dan elektronika
2.    Sebutkan 5 hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan alat ukur listrik dan elektronika
3.    Sebutkan kerukan-kerusakan pada multimeter

Rounded Rectangle: KL 



1.    Tujuan merawat alat ukur listrik dan elektronika adalah agar alat ukur yang  digunakan selalu dalam keadaan layak pakai
2.    Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan alat ukur listrik dan  elektronika
a.    Sebelum menggunakan alat ukur, pastikan alat ukur dalam keadaan baik
b.    Jika menggunakan multimeter, pastikan saklar pemilih fungsi (selektor) ditempatkan pada posisi yang tepat
c.    Pada saat pengukuran tegangan DC, pastikan polaritas alat ukur tidak terbalik
d.   Mengkalibrasi alat ukur sebelum digunakan
e.    Pastikan tegangan yang dibolehkan untuk alat ukur sesua dengan tegangan jala –jala (sumber tegangan)
f.     Agar tidak terjadi kesalahan pembacaan hasil pengukuran, pengamat harus berada pada posisi tepat didepan alat ukur
g.    Meletakan posisi jarum penunjuk alat ukur pada posisi off atau pada batas ukur tegangan AC yang paling tinggi setelah digunakan
h.    Menyimpan alat ukur pada tempat yang kering dan terhindar debu setelah digunakan

3.    Kerusakan – kerusakan pada multimeter
a.    Jarum tidak tetap pada posisi nol saat kedua lead multimeter dihubungsingkatkan
b.    Multimeter tidak dapat digunakan untuk mengukur tegangan AC/DC

2 komentar:

  1. pak guru yang ganteng...,belajar terusnya ?,kalau ada modul2 TKJ...atau RPP TKJ yang berkarakter tolong donk..di postingkan..youeee, pasti aku baca biar beta juga jadi pinteeeer seperti pak guru...he..he

    BalasHapus